Melalui budidaya anggrek yang ditekuninya sejak 2013, AKBP Sinungwati ingin memperlihatkan kepada masyarakat jika merawat anggrek bukanlah hal yang susah. Bahkan sampai dengan saat ini, ia telah memiliki kurang lebih 1.500 anggrek yang diletakkan di pekarangan rumahnya.
SEVTIA EKA NOVARITA, Sleman
Di sela kesibukan AKBP Sinungwati, yang kini menjabat sebagai Kasubdit Bintibsos Ditbinmas Polda DIY, memiliki aktivitas lain yang juga hobinya, merawat anggrek. Dengan bunga yang indah itu, dia juga melakukan edukasi kepada masyarakat sekitar dan komunitas yang ingin mengenal anggrek. Mulai dari penanaman dari bibit,proses penyilangan sampai dengan perawatan.
Dengan kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat melalui budidaya, digunakan Sinungwati untuk mengajak masyarakat lebih mencintai kekayaan yang ada di Indonesia. Dengan beraneka ragam jenis anggrek yang bisa ditemukan.
Kesempatan bertemu dengan masyarakat, juga dimanfaatkan Sinungwati untuk menyampaikan pesan-pesan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). “Sambil budidaya, sambil ngobrol mengenai intoleransi, radikalisme, siskampling dan hal lainnya. Hobi yang juga mendukung pekerjaan saya,” kata Sinungwati saat ditemui di kebun anggreknya Kamis (18/7).
Di pekarangannya itu, tidak hanya anggrek dengan jenis biasa yang ditemui. Seperti jenis anggrek bulan, dendrobium, gramma, cattleya, atau papio. Sinungwati juga membudidayakan tanaman herbal dan beberapa tanaman lainnya. “Dan semua tanaman dirawat oleh saya sendiri dibantu suami,” tambahnya.
Secara ekonomi, dia juga sudah mendapatkan hasil dari budidaya anggrek. Anggrek hasil budidayanya, mampu dijual dari harga ratusan sampai dengan jutaan rupiah. Tapi bukan materi yang dicarinya. Menurut dia, melalui penularan ilmu yang ia dapatkan kepada masyarakat sekitar, Sinungwati memiliki kepuasan tersendiri karena bisa merasa bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya.
Tidak hanya didukung oleh keluarga, kegiatan yang dilakukan berupa sosialisasi akan pembudidayaan mendapatkan bimbingan dan juga dukungan. Bahkan langsung oleh Kapolda DIY dan Dirbinmas Polda DIY.
Tidak hanya mampu menumbuhkan ribuan anggrek, Sinungwati bersama keluarganya juga membuat yoghurt yang setiap harinya diproduksi mencapai 75 liter. Hal ini juga bermula sejak 2013 akan kekhawatiran Sinungwati terhadap kesehatan anak yang jajan sembarangan.
Karena mengkonsumsi yoghurt setiap harinya, Sinungwati akhirnya mencoba untuk belajar memproduksi sendiri yoghurt dengan susu yang didapatkan dari peternak sapi di Sleman. “Dan ini sudah didistribusikan di beberapa toko,” ucapnya.
Selain itu, Sinungwati juga sering memberikan pelatihan akan olahan makanan yang ada disekitar. Dengan diolah menjadi produk kekinian dan dikemas dengan semenarik mungkin. (pra/by)