BANTUL – Ombak tinggi terjadi di Samudera Hindia beberapa hari terakhir. Menyebabkan pedagang dan nelayan Pantai Depok, Bantul terkena imbasnya (23/7).

Pemilik warung di Pantai Depok, Siti, 52, pun menutup usahanya sejak Senin (21/7). Menunggu gelombang ombak laut selatan kembali normal.

Dia menutup warung karena takut dagangannya berterbangan diterjang angin laut. Dikhawatirkan, gelombang laut menerjang warungnya.

Beberapa bagian warung milik Siti rusak terkena gelombang laut. Bangunan warung juga tidak mempu menahan empasan angin kencang.

“Saya pasrah saja. Namanya alam, tidak bisa dilawan,” ungkap Siti saat memperbaiki warung miliknya Selasa (23/7).

Angin di Pantai Depok cukup kencang. Gelombang laut pun sedang tinggi. Tak jarang, air laut menyentuh pinggir warung yang berjejer di sekitar pantai.

Mayoritas warung di Pantai Depok banyak yang tutup dan mengalami kerusakan bagian atap. Wisatawan yang datang pun jumlahnya sangat sedikit.

Nelayan setempat, Satiman, 45, mengeluh karena kondisi gelombang laut. Dia tidak bisa menjalankan profesinya sebagai pencari ikan selama dua hari terakhir.

Ombak laut selatan saat ini berbahaya bagi nelayan untuk melaut. Dia berharap gelombang laut selatan normal kembali. “Perahu-perahu banyak yang ditarik ke pinggir. Menghindari empasan ombak,” ungkapnya.

Sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi Mlati BMKG Jogjakarta, Reni Kraningtyas mengungkapkan, tingginya gelombang akan terus terjadi selama seminggu ke depan. Disebabkan adanya perbedaan tekanan udara di benua Australia dengan Asia.

Kondisi tersebut mengakibatkan peningkatan percepatan angin di pesisir pantai selatan. Diperkirakan kecepatan angin mencapai 39-60 kilometer per jam.

“Dengan prediksi tinggi gelombang bisa mencapai lima meter,” ungkapnya.

Reni mengimbau wisatawan tidak mandi di laut. Nelayan diharapkan menunda aktivitasnya hingga ombak kembali normal. (cr5/iwa/rg)