KULONPROGO – Pemkab Kulonprogo keteteran merealisasikan sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA). Salah satu pemicunya kurang optimalnya koordinasi antarinstansi dan minimnya fasilitas umum ramah anak.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kulonprogo Eka Pranyata mengatakan saat ini Kulonprogo masih stagnan pada predikat madya level dua dari bawah. Status tersebut disandang sejak dua tahun terakhir.

“Untuk menuju KLA harus menyandang predikat nindya, utama, untuk mewujudkan ini perlu kerjasama seluruh instansi. Program KLA memang ada pada Dinsos P3A, namun kami perlu dukungan semua pihak yang selama ini belum berjalan optimal,” kata Eka (25/7).

Ada kluster yang wajib dipenuhi untuk menyandang predikat KLA, yakni kluster tentang hak sipil dan kebebasan; lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif; kesehatan dasar dan kesejahteraan anak berkebutuhan khusus; pendidikan pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya serta perlindungan khusus.

Dari kelima kluster tersebut, Kulonprogo belum bisa memenuhi semuanya. Salah satunya untuk hak sipil, masih didapati anak-anak yang kesulitan memperoleh akta kelahiran di Kulonprogo. Khususnya generasi lama yang lahir terlebih dahulu.

‘’Kalau generasi yang baru sudah terbantu dengan inovasi. Ada layanan pembuatan akta kelahiran maupun perubahan kartu keluarga,” kata Eka.

Sementara untuk pemenuhan pendidikan, masih ditemui anak-anak Kulonprogo putus sekolah. Kondisi ini berbanding terbalik dengan semangat KLA untuk pemenuhan hak-hak anak mendapatkan pendidikan.

Kulonprogo juga belum memiliki ruang khusus pembinaan atau rehabilitasi bagi anak-anak yang sedang mendapat masalah atau tersangkut hokum. Misalnya anak korban pelecehan seksual yang butuh pendampingan psikolog.

Ruang publik seperti di Alun-alun Wates juga belum masuk kategori ramah anak. “Kami mencoba garap Taman Wana Winulang, kalau sarana prasarana sudah terpenuhi, akan kami ajukan sertifikasi biar jadi Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA),” kata Eka.

Wakil Bupati Kulonprogo Sutedjo mengatakan seluruh program yang berkaitan dengan pemenuhan hak anak harus dimaksimalkan. Meskipun dinamika perkembangan zaman terus melaju, perlu meningkatkan pembinaan agar Kulonprogo bisa menyandang predikat KLA.

“Pada tahun-tahun mendatang saya berharap predikat yang kini disematkan kepada Kulonprogo bisa naik tingkat,” tegasnya. (tom/iwa/fj)