PURWOREJO – Lahan seluas dua hektare bekas budidaya jeruk di Desa/Kecamatan Gebang, Purworejo, akan dijadikan sentra budidaya domba. Dikembangkan oleh Koperasi UMKM Indonesia (Koin), ini akan diarahkan menjadi pusat pembudidayaan domba level nasional.

“Di sentra ini akan dibangun 170 kandang inti dan jangkauan budidaya yang  akan melibatkan masyarakat di Purworejo dan nantinya melebar ke wilayah Kedu,”  kata Reban saat selamatan pembukaan lahan (2/8).

Selamatan melibatkan seratusan warga yang akan menjadi mitra, pengurus Koin  Pusat dan Purworejo dan doa dimpin Kiai Merah dari Kedungsari, Purworejo. Tampak hadir Kapolsek Gebang AKP Suprihadi dan Kades Gebang Janu Triawanto.

Diungkapkan Reban, pengembangan ini menggunakan pola kemitraan di mana nantinya mitra hanya menyediakan lahan. Koin akan mencukupi untuk kebutuhan pakan dan lainnya hingga pemasaran.

“Kami bentuk pola pemberdayaan dengan masyarakat khususnya di Purworejo, karena tahap awal kami akan fokus di sini dulu. Ini tidak sekadar ngingu (memelihara, Red) domba, tapi kemasan kami adalah industri berbasis koperasi yang dibagi ke rakyat,” ujarnya.

Pembangunan kandang inti diperkirakan selesai dalam dua bulan ke depan. Koin menargetkan ada 5.000 kandang domba sistem kemitraan di Purworejo untuk tahun 2019. Berikutnya hingga akhir tahun 2020 ditarget 10 ribu  kandang.

Lebih jauh disampaikan, prospek pengembangan usaha bersama itu menjanjikan. Saat ini permintaan daging kambing dan domba di tingkat nasional sangat tinggi. Bahkan permintaan pasar kerap tidak terpenuhi. Setidaknya dalam satu hari dibutuhkan 300 ekor kambing. “Belum lagi permintaan dari Timur Tengah. Jadi untuk pemasaran sangat terbuka,” ungkapnya.

Direktur Budidaya Koin drh Ismail Antarusmara mengemukakan, daging domba berpotensi menggeser pasaran daging sapi. Hal itu karena harga daging lebih rendah, tekstur mirip dan tidak berbau seperti kambing pada umumnya. “Domba yang dikembangkan bisa dipanen dalam empat bulan. Dari target memiliki 10 ribu kandang, akan dihasilkan 300 ribu domba sekali panen,” katanya.

Kades Gebang Janu Triawanto menyambut baik keberadaan sentra budidaya di wilayahnya. Hal itu akan mengangkat perekonomian warga. “Banyak kemudian yang diberikan, karena warga hanya menyediakan lahan dan domba disediakan oleh koperasi,” katanya. (udi/laz/fj)