JOGJA – Wacana tak diberikannya kuota tiket oleh pihak kepolisian Madiun terhadap suporter PSIM terus berlanjut. Kabar tersebut turut mendapat berbagai respons dari beberapa pentolan suporter PSIM.
Presiden Brajamusti Muslich Burhanudin mengakui pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan kepolisian di Madiun. Menurut informasi, keputusannya ditentukan Senin (12/8). Muslich enggan berkomentar banyak terkait kabar itu. Dirinya masih akan menunggu surat resmi dari pihak kepolisian. “Kami menunggu keputusan resmi,’’ ujarnya.
Apabila surat resmi sudah diterima, pihak Brajamusti segera memberikan sikap terhadap larangan itu. Muslich menilai, surat imbauan dari pihak kepolisian dirasa sangat penting sebagai pegangan suporter dalam menentukan sikap. “Nanti kami akan mengadakan rapat dan menyosialisasikan kepada laskar suporter PSIM,” katanya.
Ketua The Maident Rendy Agung Prasetya sangat menyayangkan apabila larangan hadir di Madiun untuk suporter PSIM jogja benar- benar diberlakukan. Kendati demikian, Rendy mengatakan hingga saat ini pihaknya juga belum mendapatkan informasi resmi terkait tidak diberikannya kuota suporter PSIM pada laga sarat gengsi itu.
Terlebih, laga itu merupakan pertandingan yang sangat ditunggu oleh suporter kedua tim. Apalagi Laskar Mataram-julukan PSIM Jogja- memang sangat membutuhkan poin dan dukungan secara langsung oleh suporter. Rendy pun berharap agar suporter PSIM tetap diberikan kuota tiket oleh pihak kepolisian Madiun. (cr18/din/by)