JOGJA – Aksesibilitas Yogyakarta International Airport (YIA) masih diragukan saat memindah sebagian penumpang dari Bandara Adisutjipto. Di antaranya akses transportasi dan ketersediaan hotel serta rumah sakit (RS) internasional.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) terpilih dari Dapil DIJ, GKR Hemas mempertanyakan infrastruktur pendukung yang bisa dipakai penumpang dari dan ke YIA. Dia mencontohkan seperti kereta bandara yang belum terwujud. Juga jalur jalan lintas selatan (JJLS) yang juga belum rampung. “Pemindahan (penerbangan) bertahap karena jalan (ke YIA) belum selesai,” katanya dalam rapat kerja DPD dengan Pemprov DIJ dan Angkasa Pura I di Kantor DPD RI Perwakilan DIJ Selasa (13/8).

Hemas juga sempat menyingung terkait dengan keberadaan hotel dan RS berstandar internasional. Menurut dia, itu merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi YIA jika ingin menyandang status bandara internasional. Untuk RS, isteri Gubernur DIJ Hamengku Buwono X itu mendapat informasi jika akan dibangun PKU Muhammadiyah. “Yang diminta hotel dan RS, sudah disiapkan peralatan modern,” tuturnya.

Anggota DPD RI lainnya Cholid Mahmud menambahkan, raker tersebut dalam rangka menindaklanjuti aspirasi masyarakat. Terutama tentang infrastruktur di wilayah DIJ. Menurut dia, raker Selasa merupakan yang terakhir untuk anggota DPD periode 2014-2019. “Masukkan dari raker ini bisa menjadi bahan yang akan disampaikan untuk rapat-rapat anggota periode berikutnya,” kata anggota DPD RI terpilih periode 2019-2024 itu.

Sedang Pelaksana Tugas Sementara General Manager YIA, Agus Pandu Purnama mengatakan, untuk pembangunan akses jalan ke YIA merupakan wewenang Pemprov DIJ. Menurut dia, dengan pembangunan akses ke YIA akan mendorong investasi di kawasan luar bandara. “Pertanyaan investor, apakah sudah ada hotel RS internasioal supaya bisa melakukan pembangunan,” ungkapnya.

Saat ini, lanjut dia, di dalam YIA sudah ada hotel bintang 3. Tapi baru tersedia 70 kamar. Itu diperuntukkan bagi kru dan sebagian penumpang. Tapi untuk hotel di kawasan aero city bandara, akan dibangun lebih besar. Minimal bintang 3 dan empat. “Nanti akan dibangun anak perusahaan AP,” tuturnya.

Pandu mengaku ketersediaan hotel juga menjadi persyaratan yang diajukan maskapai asing untuk mendaratkan pesawatnya di YIA. Terutama jika terjadi cancel flight, bisa sebanyak 400 penumpang harus menginap di sekitar lokasi bandara. (cr16/pra/er)