JOGJA – Dulu bermain game identik dengan hal negatif bagi anak-anak karena membuat malas belajar. Kini, hal itu sudah berbalik 180 derajad. Karena semakin diapresiasinya para pemain setelah menorehkan prestasi di turnamen e-sport tingkat nasional dan internasional dengan hadiah ratusan juta.
Untuk itu, Evos Esports atau lebih dikenal Evos, tim gaming asal Indonesia bekerjasama dengan Kopi Singa, salah satu kopi legend dari Surabaya, Indonesia sejak tahun 1928 melaksanakan For The Win (FTW) City Tour Coaching kesepuluh kota sejak Juli lalu. Jogja menjadi kota yang ketiga setelah Jakarta dan Bali.
Surya Putra B, perwakilan dari Kopi Singa mengatakan perusahaannya sangat mendukung kegiatan coaching clinic agar para pemain Free Fire bisa lebih berprestasi ke depannya. “Kami ingin men-support kegiatan e-sport agar semakin bisa maju mewakili Indonesia,” jelasnya di salah satu kafe yang terletak di Jalan Kaliurang, Rabu (10/8).
Sedangkan, Brand Ambasador Evos Esport Angelica Anastasia menjelaskan, dalam FTW City Tour Coaching ini, para peserta akan diberi tentang tips and trick lalu akan main bareng. “Yang memenangkan akan mendapatkan hadiah rare item khusus spesial Free Fire yang akan menambah kekuatan,” katanya.
Setelah dua kali diadakan city tour sebelumnya, Angelica merasakan kesan yang seru karena antusias di setiap kota begitu besar. Khususnya Jogja. “Mereka sangat ingin tahu tentang Free Fire,” ucapnya.
Sementara itu, Manai, Pro Player dari Evos mengatakan bermain game bisa menjadi ladang pendapatan. “Gambaran dari saya, Pro Player bisa dijadikan pekerjaan, jadi tidak hanya bermain game saja,” tuturnya.
Manai menyebut bermain game bisa menjanjikan kehidupan lebih baik karena pro player digaji, dikontrak, dan diatur sesi latihan. “Untuk tipsnya, latihan kompak sama tim. Kita ikut turnamen, mulai dari situ. Biasanya dari kota ada turnamen-turnamennya,” tuturnya.
Sedang Dylan Pros dari Divisi Evostar di Evos Esport mengatakan esport atau gaming online sudah berubah kini. “Yang katanya orangtua dulu bisa merusak anak jadi malas belajar, kini sudah menjadi ladang utama pekerjaan misal di bidang pro player,” ucapnya. (sce/pra/er)