SLEMAN – Jelang Upacara HUT ke-74 Republik Indonesia, lapak pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Denggung mulai ditertibkan (14/8). Namun, Pemkab Sleman memastikan jika penertiban bukan hanya untuk keperluan upacara bendera semata. Melainkan bagian dari upaya penataan kawasan Denggung agar tidak terkesan kumuh.

Sekretaris Daerah (Sekda) Sleman Sumadi mengatakan akan lebih serius menertibkan PKL Denggung. Untuk menata kawasan Denggung. Baik untuk PKL makanan maupun PKL mainan. Untuk saat ini pemerintah sudah menyiapkan lokasi untuk PKL makanan. Tinggal mencari solusi jangka panjang untuk penataan PKL mainan.

Penataan kawasan Denggung, jelas Sumadi, bukan hanya dalam rangka mewujudkan Kabupaten Layak Anak (KLA). Melainkan bagaimana Taman Denggung ini bisa menjadi lebih baik. Terutama untuk kepentingan masyarakat.

‘’Kami sudah mencoba mencari solusi persoalan-persoalan menyangkut PKL. Untuk PKL mainan solusinya kami minta untuk bisa bongkar pasang,” kata Sumadi.

Dengan sistem bongkar pasang, dia berharap tidak ada lagi PKL yang mendirikan tenda. Wahana permainan juga sewaktu-waktu tidak ditinggal. Sehingga terkesan kumuh. “Jadi boleh pasang permainan di sana tetapi kalau sudah selesai harus pindah. Jangan ditinggal,” katanya.

Sumadi menyoroti jaringan listrik yang digunakan para PKL. Pasalnya masih ada yang memasang jaringan listrik secara sembarangan. Bahkan sempat mengakibatkan kebakaran.

“Saya tidak mau lagi seperti itu. Kalau mereka nggak mau buat pernyataan, nanti kami malah melarang sama sekali,” tegasnya.

Dia meminta kepada camat hingga desa untuk berkoordinasi. Selain itu dia juga meminta aturan ini dilaksanakan. “Kalau mereka mau kerja di situ ya mereka harus menjaga kebersihan. Nanti kami akan terus melakukan operasi,” jelasnya.

Lebih lanjut, penertiban PKL mainan yang dilakukan oleh Satpol PP beserta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain berlangsung tertib. Para PKL tidak ada yang melakukan perlawanan. Mainan milik para PKL ditertibkan mandiri. Tidak ada yang disita oleh Satpol PP.

Kendati demikian, dengan adanya sistem bongkar pasang ini masih membuat para PKL kebingungan. Lantaran wahana permainan di Denggung didominasi barang dengan dimensi besar.

“Masih bingung untuk bongkar pasangnya. Karena saya ada wahana kereta, balon, dan odong-odong,” kata Fendi, 35, salah seorang PKL mainan di Denggung. (har/iwa/rg)