GUNUNGKIDUL – Hasil panen petani di Kecamatan Ponjong melimpah. Pada lahan seluas 50 hektare mampu menghasilkan 8,1 ton padi. Panen tersebut mendapat apresiasi Gubernur DIJ Hamengku Buwono (HB) X. Kondisi demikian hendaknya dipertahankan.

“Perkiraan satu hektarenya dapat memanen 8,1 ton. Kalau dihitung, dari petani per kilonya seharga Rp 5.200. Kira-kira per hektarenya Rp 41 juta, dikurangi biaya produksi Rp 15 juta. Ini angka yang tinggi dan petani dapat sejahtera,” kata HB X usai panen raya padi di Ponjong (15/8).

Ketua kelompok Tani Ponjong Sugiono mengatakan awalnya pada lahan seluas 50 hektare ada kendala PH tanah yang berkisar di angka 3,4. Setelah mendapat pendampingan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi DIJ, PH dapat naik menjadi di angka 5.

“Kami juga menyampaikan kepada pak gubernur bahwa sebagian irigasi tidak bisa terpakai sepanjang 3.700 meter. Kami meminta bantuan rehabilitasi irigasi kurang lebih 950 meter,” kata Sugiono.

Dikatakan, untuk menjaga kualitas tanah dan makhluk hidup di sekitar sawah pihaknya mulai meninggalkan pestisida. Karena dinilai memiliki efek samping residu yang dapat menurunkan kualitas tanah.

Pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Saemaul Korea atas pembangunan gedung serba guna. Kemudian yayasan juga menjembatani pemberdayaan kelompok melalui kandang ternak sapi.

Sekda Gunungkidul Drajat Ruswandono mengatakan dalam keterbatasan pasokan air, ternyata petani Desa Ponjong masih bisa bercocok tanam. “Patut bersyukur di tengah musim kemarau kelompok petani di Desa Ponjong berhasil membudidayakan padi dengan teknik Budidaya Tanaman Sehat (BTS),” ujar Drajat.

Menurut dia, hasil tersebut membuktikan bahwa melalui teknik budidaya yang lebih baik, efektif, dan pendampingan intensif, ada jaminan keberhasilan budidaya padi. Pemkab Gunungkidul memberi prioritas pada pengembangan pertanian, karena sektor pertanian masih menjadi tulang punggung penduduk. (gun/iwa/rg)