BANTUL – Menjelang panen raya bawang merah (brambang), petani di Bantul saat ini justru memasuki masa sulit. Pasalnya, stok brambang yang melimpah menyebabkan harga terjun bebas alias anjlok.

Kondisi tersebut merugikan para petani brambang. Mengingat modal untuk menanam brambang tidak sebanding dengan keuntungan yang didapat dari hasil penjualan.

Hal itu saat ini dirasakan salah seorang petani bawang merah di Dusun Nawungan, Desa Selopamioro, Imogiri, Sawab, 50. Dia mengatakan harga beli bawang merah kualitas biasa hanya Rp 8.000 per kilogram. Sedangkan bawang merah kualitas bagus dibandrol harga Rp 12.000 per kilogram.

Harga tersebut sangat timpang dibandingkan harga ketika stok brambang normal. Yakni berkisar Rp 22.000 per kilogram untuk bawang kualitas biasa dan Rp 28.000 untuk bawang merah kualitas bagus.

Dia menduga anjloknya harga bawang merah ditengarai karena pasokannnya yang melimpah. Sebab bulan ini merupakan masa panen bawang merah di Bantul.

“Kalau stok melimpah, harga cenderung turun. Keuntungan juga sedikit,” keluh Sawab Selasa (20/8).

Selain banyaknya suplai dari petani lokal, penyebab anjloknya harga bawang merah karena masuknya bawang merah dari luar daerah. Sawab mengatakan wilayah Nganjuk dan Probolinggo juga menjual bawang merah ke Bantul.

Selain Sawab, kondisi anjloknya harga bawang merah juga dirasakan petani di Samas. Ketua Kelompok Petani Manunggal Samas Subandi mengatakan 80 persen petani bawang merah di wilayahnya sedang panen.

Subandi mengakui, melimpahnya bawang merah disebabkan kesalahan pola tanam. Ke depan, usai panen, pihaknya akan mengganti pola tanam.

Kepala Seksi Distribusi dan Harga Bahan Kebutuhan Pokok Dinas Perdagangan Bantul Zuhriyatun Nur Handayani membenarkan pasokan bawang merah melimpah. Karena masuk musim panen.

Dia mengaku tidak mampu melarang masuknya bawang merah dari luar daerah. ‘’Karena itu mekanisme pasar,’’ kilah Zuhriyatun. (cr5/iwa/er)