GUNUNGKIDUL – Nglanggeran Culture Festival kembali digelar selama dua hari, 19-22 Agustus 2019 lalu. Acara garapan Pokdarwis Desa Nglanggeran Patuk Gunungkidul dan didukung Dinas Pariwisata DIY itu menampilkan potensi kesenian lokal. Serta kebudayaan yang dimiliki warga kawasan Geopark Gunung Api Purba Pathuk Gunungkidul.

Mengawali Nglanggeran Culture Festival digelar kenduri bersama dan kembul bujono. Melibatkan lima dusun di Nglanggeran yakni,  Doga,  Gunungbutak, Karangsari, Nglanggeran Wetan dan Nglanggeran Kulon Senin (19/8). Kenduri dilaksanakan tiap Senin Pahing bulan Agustus atau sesuai dengan penanggalan Jawa. Itu sebagai bentuk wujud syukur kepada Tuhan YME karena telah diberikan rizki serta hasil panen yang melimpah.

Sebanyak 50 ingkung, sayuran, buah-buahan dan ubo rampe lainnya dipersiapkan untuk kenduri ini. Seluruh warga berpakaian adat Jawa berkumpul di Pendhopo Kalisong, untuk melaksanakan kenduri dengan dipimpin oleh rois setempat, kemudian dilanjutkan dengan kembul bujana.

“Tahun ini kenduri dilaksanakan dengan melibatkan lima dusun, berbeda dari tahun sebelumnya yang diselenggarakan di setiap dusun” jelas Aris selaku panitia sekaligus anggota Pokdarwis Nglanggeran.

Lebih lanjut Aris  mengatakan, Nglanggeran Culture Festival diselenggarakan ke enam kalinya dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa cinta budaya lokal, serta mempromosikan kawasan Ekowisata Gunung Api Purba sebagai salah satu wisata unggulan di Yogyakarta.

Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas Dinas Pariwisata DIY Wardoyo menuturkan, selain menjadi kekuatan destinasi wisata, pelaksanaan Nglanggeran Culture Festival juga sebagai bentuk kepedulian warga setempat untuk melestarikan adat dan tradisi.

“Kami harap warga selalu semangat untuk berinovasi demi mengembangkan destinasi wisata budaya Nglanggeran,” ujarnya.

Menyemarakkan Nglanggeran Culture Festival berbagai kegiatan diselenggarakan seperti,  pagelaran Wayang Cakruk dengan Dalang Ki Sumarno, kesenian tradisional Jathilan kolaborasi Nglanggeran, serta puncaknya pagelaran Wayang Kulit dengan Dalang Ki Gondo Suharno di Lapangan Karang (*/a1/pra/er)