Warga Dusun Gejayan, Banyusidi, Pakis, Kabupaten Magelang, sejak 2004 konsisten menggunakan bahan-bahan alami dalam setiap pembuatan karya instalasi. Termasuk mendesain panggung maupun pernik-pernik Festival Lima Gunung, ajang kesenian terbesar di Magelang.
AHMAD SYARIFUDIN, Magelang
Bahan-bahan alami itu mereka peroleh di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Lewat tangan Suryadi, pemimpin Padepokan Wargo Budoyo, ia memberdayakan pemuda setempat menelurkan berbagai karya-karya seni.
Saat Radar Jogja mengunjungi padepokan yang terletak di kaki Gunung Merbabu, warga sedang membuat umbul-umbul dari serabut kelapa. Meski hari mulai gelap, tak tampak raut kelelahan di wajah mereka.
Sembari ditemani seduhan hangat Kopi Merbabu, Suryadi berkisah bagaimana padepokan itu terbentuk. “Kami tidak ada yang punya basic seni atau arsitektur. Awalnya bikin, terus dirasa kurang bagus, kami benahi,” ujarnya.
Barangkali ia menerapkan apa yang disebut orang Jawa, lelakone kanthi laku. Mereka terus menerus konsisten mengeksplorasi berbagai bahan alami untuk dibentuk sebagai sesuatu yang bernilai estetis.
“Batu di kali itu cuma jadi batu yang biasa saja. Tapi kalau sudah disentuh oleh ahli patung, akan menjadi sesuatu yang luar biasa. Sama halnya dengan sisa-sisa tumbuhan,” kata Suryadi.
Dari tangan-tangan kreatif mereka telah menghasilkan berbagai karya, mulai dekorasi manten sampai pojok swafoto di banyak tempat wisata. Beberapa tempat wisata seperti di Bandongan dan Boyolali, tidak lepas dari buah pemikiran mereka.
Sekalipun konsisten menggunakan bahan alami, mereka tidak menghadapi kendala berarti. “Kami menyesuaikan dengan bahan yang ada. Di wilayah dusun itu dari segi tumbuhan kan ragam hayatinya sangat banyak,” ujarnya.
Oleh karena itu, kebutuhan bahan disesuaikan dengan ketersediaan di daerah itu. “Kalau daerah padi, ya kami pakai jerami. Bisa juga daun kelapa atau bonggol jagung. Orang lain mungkin melihatnya sebagai sampah, tapi kami kemas sebagai sesuatu seni yang indah dilihat,” jelasnya.
Ia pun mengaku terbuka jika ada yang berminat belajar membuat seni instalasi dari bahan alami dengan memanfaatkan sisa-sisa tumbuhan di lingkungan sekitar. Dengan begitu limbah yang dihasilkan tidak merusak lingkungan. “Kalau bisa tiap dusun bikin hiasan dari bahan alami,” harapnya. (laz/by)