RADAR JOGJA – Relawan Center for Orangutan Protection (COP) menggelar aksi di Bundaran UGM, Jumat (20/9). Mereka menyerukan penyelamatan orang utan Tapanuli yang terancam habibatnya oleh pembangunan PLTA di Batang Toru, Sumut.
Para relawan mengenakan topeng dan kostum orangutan serta membawa poster, mereka melakukan aksi berdiam diri. Aksi mereka dilatarbelakangi oleh terancamnya habitat orang utan Tapanuli. Orang utan Tapanuli atau Pongo Tapanuliensis telah ditetapkan menjadi spesies sejak 2017. Namun keberadaannya disebut terancam punah gegara pembangunan PLTA Batang Toru.
”Sekarang (Orangutan Tapanuli) sedang terancam oleh PLTA yang ada di Batang Toru, Sumatera Utara,” ujar Ahli biologi dari COP Indira Nurul Qomariah di sela-sela acara.
Indira menambahkan , meski baru ditetapkan menjadi spesies namun status orang utan Tapanuli sudah critically endangered atau terancam punah. Sebab populasinya tinggal kurang dari 800 ekor.
Dia menjelaskan, orang utan Tapanuli ini terancam (punah) karena jumlahnya saat ini tidak sampai 800 ekor. Jadi diperkirakan jumlahnya hanya 577 sampai 760 ekor.
”Dengan pembukaan PLTA Batang Toru ini akan membuat habitat orang utan Tapanuli menjadi makin terfragmentasi, jadi terisolasi antar blok barat dan blok timur, akibat habitatnya terpisah. Maka mereka terancam tak bisa berkembang biak secara maksimal. Keberadaan mereka makin terancam punah,” jelasnya. (sky/ila)