RADAR JOGJA – Jajaran Polresta Jogja berhasil menangkap 51 remaja pasca kericuhan laga PSIM kontra Persis Solo. Tiga di antaranya berstatus sebagai tersangka dengan nama Nichola Cahya Saputra, 18, inisial FR, 16 dan HKC, 15. Ketiga terindikasi melakukan perusakan kendaraan milik kepolisian.
Kabid Humas Polda DIJ Kombespol Yuliyanto memastikan langkah hukum akan terus berjalan. Terlebih saat ini telah masuk tahap penyidikan kepada ketiganya. Khusus untuk FR dan HKC pemeriksaan tetap mengusung Undang Undang Perlindungan Anak.
“Sebelum pertandingan sudah diamankan 18 orang yang sudah terindikasi akan membuat kericuhan. Sementara 30 lainnya kami amankan usai pertandingan. Ditambah tiga tersangka yang terbukti melakukan perusakan,” jelasnya ditemui di Mapolresta Jogja, Selasa (22/10).
Sebanyak 30 suporter diamankan di kawasan Wirobrajan. Berawal dari upaya penyekatan oleh kepolisian. Tujuannya untuk mengantisipasi kericuhan selama perjalanan pulang. Tindakan diambil karena rombongan tersebut cenderung melawan perintah polisi.
“Rombongan itu kami arahkan melalui jalur yang tidak berpotensi ricuh saat pulang. Tapi mereka malah melawan, alhasil seluruhnya diamankan ke Mapolresta bersama 17 kendaraan roda dua,” ujarnya.
Sejatinya upaya preventif telah berlangsung sebelum pertandingan dimulai. Tercatat ada tujuh molotov yang diamankan di sekitar Stadion Mandala Krida. Berdekatan dengan lokasi molotov ada rombongan suporter sebanyak 18 orang. Rombongan ini kemudian turut diamankan ke Mapolresta Jogja.
Penyisiran berlanjut pada malam harinya. Polisi kembali menemukan duabelas botol molotov di sekitar luar pagar Stadion Mandala Krida. Botol kaca ukuran 600 mililiter tersebut berisikan bahan bakar minyak (bbm) berwarna biru. Diduga bbm jenis pertalite dan pertamax.
“Jadi yang 12 orang ini ditemukan setelah olah TKP. Kami sisir ulang dan ditemukan di luar pagar stadion. Untuk pemiliknya belum tahu, tapi akan kami pelajari dan analisis dari rekaman CCTV dan keterangan saksi,” katanya.
Bersamaan dengan diamankannya suporter, polisi turut menyita 37 gawai. Selanjutnya akan dilacak jalur komunikasi dari masing-masing pemilik gawai. Tujuannya untuk mengetahui dan mencari pola komunikasi sebelum dan sesudah kericuhan.
Pelacakan komunikasi juga untuk mengetahui afiliasi kelompok. Hasil sementara beberapa memang masuk dalam kelompok suporter PSIM. Walau begitu belum diketahui secara jelas detail asal kelompok suporter.
“Sedang kami dalami afiliasi ke kelompok mana. Yang pasti mereka memang suporter dari PSIM. Sementara ini untuk 48 remaja kami amankan 24 jam. Kalau untuk tiga tersangka bisa lebih lama untuk keperluan penyidikan,” jelasnya. (dwi/tif)