RADAR JOGJA – Perkembangan informasi teknologi serta pengaruh globalisasi mendorong lembaga pendidikan di Indonesia untuk menyiapkan generasi unggul yang akan menjawab tantangan zaman.
Seperti yang belum lama ini dikembangkan di Jogjakarta, Lembaga pendidikan MTs Ma’had (Pesantren) Berstandar Internasional Afkaaruna Secondray Ma’had.
Founder Afkaaruna Islamic School Samsul Ma’arif Mujiharto mengatakan, Afkaaruna Secondary Ma’had ini hadir untuk merespons tantangan globalisasi tersebut. Melalui visi “preparing students to become al-insaan al-kaamil and locally rooted global citizens”.
“Dampak globalisasi salah satunya adalah konektivitas antarmanusia di berbagai tempat berbeda makin mudah untuk dilakukan. Ini bisa menjadi tantangan dan juga peluang sekaligus. Sejauh kita bisa mempersiapkan diri dengan baik,” ujar Samsul yang juga Ketua Yayasan Abdul Djalil Sibaweh.
Di sini santri akan dibekali dengan dua “senjata” sekaligus. Yakni kompetensi ilmu agama yang diajarkan dengan kurikulum dan metode pesantren.
“Di pesantren, materi pendidikan islam seperti tauhid, akhlaq, fiqh bukan hanya diajarkan sebagai ilmu. Namun juga dipraktikkan sehingga menjadi amaliah sehari hari dan menjadi inspirasi perilaku santri yang mewujud dalam bentuk akhlaqul karimah,” katanya.
Praktisi pendidikan yang juga dosen di salah satu PTN di Indonesia ini menuturkan, metode pembelajaran mengunakan literatur keislaman klasik yang mu’tabar di kalangan pesantren atau lebih dikenal dengan kitab kuning, tentu saja santri akan dibekali ilmu gramatika Arab.
Oleh karena itu di tahun pertama, santri diharapkan tuntas Nahwu Sharaf (metode al-Miftah) dan praktek membaca kitab kuning dasar dengan metode Ibtida’i.
“Harapannya mereka segera mampu menjadi pembelajar yang mandiri dengan tetap berpegang pada sanad keilmuan yang kuat. Jangan sampai generasi ke depan belajar ilmu-ilmu keagamaan (al-ulum ad-diniyah) dari mesin pencari semacam google,” ungkapnya.
Selain itu, Samsul menyebut kompetensi internasional juga akan menjadi unggulan berikutnya. Afkaaruna Secondary Ma’had juga mengadopsi kurikulum Cambridge untuk lima mata pelajaran.
Yakni matematika, sains, bahasa inggris, CIT dan Cambridge Global Perspectives. Kurikulum internasional ini diharapkan memperkaya sekaligus memperkuat kurikulum nasional yang telah diberikan.
Direktur Public Relations, Iffah M. Dewi, menambahkan, untuk mengkomunikasikan cita-cita, visi dan misi Afkaaruna Secondary-Ma’had kepada masyarakat luas, berbagai program akan diselenggarakan.
Berkaitan dengan bidang pendidikan, seperti seminar, workshop, kelas parenting offline maupun online, sosialisasi konten-konten dengan tema pendidikan melalui media sosial. Menyasar masyarakat di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
“Jadi niatnya itu mengajak masyarakat mengerti dan faham akan cita-cita dan visi mulia Afkaaruna untuk bersama-sama maju mempersiapkan generasi mulia Indonesia,” tandasnya. (sky/tif)