RADAR JOGJA – Tak bisa dipungkiri bahwa hidup bermasyarakat di kampung semakin individualis, seiring beragamnya kesibukan sehari-hari. Berbagai upaya dilakukan untuk mengembalikan nuansa kebersamaan warga kampung. Seperti yang dilakukan warga RW 05 Kampung Rejowinangun.
Untuk kelima kalinya mereka menggelar Kampung Srawung. Sebuah acara untuk menggerakkan warganya agar srawung dan merukunkan warga di enam RT yang terdiri dari sekitar 1.500 jiwa.
“Berawal dari penduduk yang mulai berdatangan, bermukim membangun rumah di setiap RT di wilayah RW 05, kebanyakan pendatang dari luar Jogja bahkan luar Jawa, yang tidak saling mengenal, karena kesibukan kerja masing-masing, sehingga muncul pemikiran untuk membuat ajang guna mengumpulkan semua warga, baik penduduk lama maupun warga baru, agar saling mengenal, maka terwujudlah event bernama Kampung Srawung, tahun ini sudah kelima kalinya,” jelas Ketua RW 05 Nuseno Sanjibarta.
Ketua panitia Ryan Trijatmiko menuturkan, di setiap RT pada dasarnya ada pertemuan rutin, namun penduduk antara RT satu dengan RT yang lain tidak saling kenal, padahal dalam satu RW. Hal tersebut menjadi keprihatinan pengurus kampung. “Sehihgga melalui Kampung Srawung secara outdoor, secara terbuka ini diharapkan permasalahan itu dapat teratasi,” ujarnya.
Bermacam kegiatan ditampilkan di Kampung Srawung, mulai dari Pawai Seni-Budaya keliling Kampung. Pentas Kesenian dari anak-anak, remaja hingga orang-tua yang ditampilkan berupa tari-tarian dari sanggar setempat, paduan suara Ibu-ibu dan band anak muda.
Semua penduduk RW 5 tumpah ruah menikmati beragam hiburan sambil menyantap hidangan Shodaqoh Tonggo. Yakni olahan kuliner berkualitas dari 32 kelompok yang disajikan secara gratis dalam sesi acara Kembul Bujono.
Selain itu, warga RW 5 juga memanfaatkan barang-barang limbah untuk mereka olah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Misalnya ban mobil bekas yang diubah menjadi kursi, besek bekas dijadikan kap lampu, daun pisang kering disulap menjadi penghias jalan, hingga membuat kebun tanaman sayuran dan jamu dengan nama Karangkitri. (sky/tif)