RADAR JOGJA – Seorang murid nekat menusuk gurunya sendiri lantaran rasa cintanya tak pernah direspons. Korbannya bernama Wening Pamuji Asih, 34, seorang guru honorer di SMAN 1 Lendah, Kulonprogo.
Aksi penusukan itu dilakukan oleh CB, 16, siswa kelas 12 di rumah mertuanya, Dusun Sambeng 3, Poncosari, Srandakan, Bantul, Rabu malam (20/11). Akibat penusukan dengan pisau di bagian perut ini, korban kritis dan kini masih dirawat di RS Dr Sardjito Jogja.
Kapolsek Srandakan Kompol B Muryanto menuturkan, korban ditusuk pada bagian perut. Akibatnya, korban yang juga guru honoer di SMKN 1 Sewon ini menderita luka cukup serius di bagian lambung dan harus dioperasi.
Perwira dengan satu mawar di pundak ini menjelaskan, kejadian berawal ketika korban sedang beristirahat duduk-duduk di kamarnya. Sekitar pukul 21.00, korban berteriak minta tolong dan mengaku telah ditusuk oleh seseorang.
Pada saat itu suami korban sedang tidak berada di rumah, karena menghadiri acara di masjid. Kejadian itu kali pertama diketahui oleh mertua korban.
“Korban yang saat itu dalam keadaan bersimpah darah segera dibawa pihak keluarga ke RS UII. Namun karena lukanya cukup parah, kemudian dirujuk ke RS Sardjito Jogja,” kata Muryanto di tempat kejadian perkara (TKP) Kamis (21/11).
Saat dilakukan penyelidikan, Muryanto mengatakan di TKP petugas menemukan sejumlah barang bukti, antara lain, pisau dan handphone yang ditinggal pelaku. Dari olah TKP, diduga pelaku bisa masuk ke kamar korban setelah mendobrak pintu belakang rumah.
“Pelaku kabur juga melalui jalan yang sama. Sebelum kabur, pelaku sempat mengambil beberapa setel baju milik korban,” kata kapolsek.
Pantauan Radar Jogja di TKP, keadaan kamar terlihat berantakan dan terdapat bekas darah di tempat tidur maupun bantal yang sebelumnya dipakai korban. Pintu kayu belakang rumah mertua korban juga dalam kondisi jebol.
Pelaku sendiri, kata Muryanto, berhasil dibekuk peolisi beberapa jam setelah kejadian di rumahnya, Desa Jatirejo, Lendah, Kulonprogo, pada pukul 22.00. Yakni dengan cara melacak alamat dari HP yang ditinggal pelaku.
Setelah dilakukan interogasi, tersangka mengaku kepada petugas bahwa penusukan itu didasari rasa cinta yang tak dibalas oleh korban, hingga membuatnya dendam. Namun, kata Muryanto, ada dugaan pelaku juga memiliki gangguan mental.
Kapolsek menjelaskan, penusukan terhadap bu gurunya sendiri itu sudah terencana. Karena tersangka mengaku membawa pisau dari rumah. Tersangka dijerat dengan Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan.
Kasus ini ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bantul. “Kalau dari penuturan pelaku, dia melakukan penusukan karena didasari rasa suka. Namun, ini masih kami dalami, karena korban belum dapat dimintai keterangan,” ujarnya.
Sementara itu, adik ipar korban Gufron Ahmad mengaku tidak menyangka kejadian tersebut menimpa anggota keluarganya. Dikatakan, kondisi kakaknya kini tengah mendapat perawatan intensif di rumah sakit dan telah menjalani operasi.
Namun, kata Gufron, sebelum kejadian korban sempat bercerita kepada keluarga kalau memiliki seorang murid yang berperilaku aneh. “Saat ini kami hanya bisa berharap keadaan kakak semakin membaik. Semoga segera sembuh,” ujarnya. (inu/laz/tif)