RADAR JOGJA – Penelitian menunjukkan bahwa asam lemak omega-3 alami yang terdapat pada ikan dan minyak ikan dapat membantu menurunkan trigliserida dan meningkatkan kolesterol HDL.
Konsumsi makanan tinggi serat, makanan rendah asam lemak jenuh, serta buah dan sayur, juga sangat membantu menurunkan kadar kolesterol secara alami.
Mengonsumsi oatmeal secara rutin juga baik untuk menurunkan kadar kolesterol. Berolahraga ringan juga masih diperbolehkan pada ibu hamil. Tentunya dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter.
Obat golongan statin, yang merupakan obat yang paling umum digunakan untuk mengobati kolesterol tinggi pada pasien yang tidak hamil, dikontraindikasikan.
Statin menghambat pembentukan asam mevalonic, yang memainkan peran penting dalam pengggandaan DNA. Dan sangat penting untuk sintesis steroid dan membran sel dalam perkembangan janin.
Penelitian pada hewan menunjukkan peningkatan kejadian kelainan tulang. Ada laporan tentang kerusakan saraf janin dengan pemberian simvastatin. Serta kerusakan implantasi dan fungsi plasenta.
Hiperlipidemia pada kehamilan bersifat fisiologis dan tidak aterogenik.
Sementara kolesterol dipantau secara hati-hati pada populasi orang dewasa yang tidak hamil, kadar kolesterol tidak secara rutin diukur pada kehamilan dan tidak ada rentang normal selama masa kehamilan.
Kendati demikian, tingkat kolesterol ibu yang tinggi selama kehamilan dapat terkait dengan peningkatan risiko persalinan prematur, diabetes selama kehamilan, dan preeklampsia.
Intervensi dengan diet penurunan kolesterol diperlukan dan terbukti bermanfaat.
Untuk diketahui, kolesterol adalah bagian penting dari membran (pelindung) sel. Berfungsi mengurangi kelembaban membran sel tubuh sembari mengendalikan daya serap membran sel tubuh. Kolesterol membantu pembentukan asam empedu dalam empedu yang berfungsi untuk melarutkan lemak di usus.
Kolesterol merupakan pembentuk hormon steroid. Termasuk kortikosteroid, androgen, estrogen, progesteron dan vitamin D. Beberapa di antaranya diproduksi di plasenta.
Kadar kolesterol dalam tubuh manusia ditentukan oleh pembentukan dalam sel dan asupan makanan. Hati atau liver adalah tempat utama produksi kolesterol. Angka kolesterol yang direkomendasikan adalah kolesterol total 200 mg/dL, HDL (kolesterol baik) 60 mg/dL, LDL (kolesterol jahat) 100 mg/dL dan trigliserida 150 mg/dL.
Kolesterol tinggi (terutama LDL tinggi) pada orang dewasa yang tidak hamil menyebabkan peningkatan risiko aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah jantung) yang berujung menjadi penyakit jantung.
Kerusakan endothel atau sel bagian dalam pembuluh darah disebabkan oleh hipertensi, diabetes, merokok, dan kelebihan LDL. Kondisi ini memungkinkan pengendapan lipoprotein ke dalam lapisan dinding pembuluh darah arteri.
Selanjutnya, LDL akan teroksidasi, sehingga menyebabkan kerusakan lebih lanjut karena terjadi peradangan. Reaksi peradangan akan mengubah LDL teroksidasi menjadi sel busa.
Akumulasi sel busa menyebabkan penumpukan lemak arteri dan membentuk formasi. Ini yang disebut aterosklerosis.
Atherosklerosis adalah kondisi peradangan kronis. Endapan plak lemak di dinding arteri menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri. Jika plak pecah, bekuan darah bisa terbentuk dan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan serangan jantung mendadak atau stroke.
Kombinasi peningkatan kadar kolesterol LDL dan penurunan kadar kolesterol HDL dalam darah meningkatkan risiko aterosklerosis.
Hiperkolesterolemia atau kolesterol tinggi selama kehamilan disebabkan oleh perubahan hormone steroid, metabolisme hati, dan lemak.
Selama kehamilan terjadi peningkatan produksi hormon steroid. Konsentrasi progesteron yang meningkat berkontribusi pada kenaikan kadar LDL. Konsentrasi estrogen yang meningkat pada kehamilan menyebabkan peningkatan kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida.
Efek keseluruhan metabolisme lemak yang berubah pada kehamilan adalah akumulasi cadangan lemak ibu pada paro pertama kehamilan. Serta peningkatan penggunaan lemak di paro kedua kehamilan.
Selama kehamilan ada risiko kejadian trombotik atau penyumbatan pembuluh darah. Ini akibat bekuan darah yang lebih besar disebabkan kondisi hiperkoagulabilitas atau kemampuan pembekuan yang besar.
Penyakit jantung iskemik jarang terjadi dan diperkirakan terjadi pada satu dari 10.000 Kehamilan.
Meskipun jumlah wanita yang menunda melahirkan anak sampai usia lebih tua mengalami peningkatan, kejadian penyakit arteri koroner pada kehamilan juga cenderung meningkat.
Aterosklerosis tampaknya merupakan penyebab paling umum dari infark miokard akut atau kematian otot jantung mendadak pada kehamilan.
Hiperkolesterolemia ibu diyakini memiliki efek yang tidak menguntungkan pada janin dan pada hasil kehamilan.
Penelitian oleh CARRDIP (Pengurangan Risiko Kardiovaskular dalam Kehamilan) mengelompokkan 141 wanita ke diet penurunan kolesterol selama kehamilan dan membandingkan hasilnya dengan 149 wanita tanpa diet kolesterol.
Pada kelompok diet, kejadian kelahiran premature berkurang secara signifikan 1 dari 141 wanita dibandingkan dengan 11 dari 149 wanita dalam kelompok yang tidak diet.
Kandungan lemak ibu yang tidak normal selama kehamilan berhubungan dengan kejadian diabetes melitus selama kehamilan. Itu juga diduga sebagai faktor pencetus kejadian preeklampsia atau keracunan kehamilan.
Ini mungkin sebagian disebabkan oleh kerusakan endotel atau lapisan dalam pembuluh darah yang disebabkan oleh LDL teroksidasi.
Saat ini hiperkolesterolemia tidak diobati pada kehamilan, karena tidak adanya parameter kadar normal yang ditetapkan untuk kehamilan. (*/yog)