RADAR JOGJA – Menjelang Hari Raya Natal dan tahun baru PHRI DIJ menyatakan persaingan hotel makin tidak sehat. Hal tersebut disebabkan dengan maraknya hotel dengan manajemen virtual, terutama perusahaan asing.

Ketua PHRI DIJ Dedy Pranowo menyebutkan, tingkay okupansi ditargetkan naik dari 50 persen hingga 90 persen jelang Drsember tahun ini. 

Pihaknya meminta pemerintah segera menertibkan regulasi terkait maraknya hotel manajemen virtual yang telah tersebar di berbagai daerah di Indonesia. 

PHRI DIJ mengaku kehadiran berbagai perusahaan asing yang bergerak di virtual operator ini menimbulkan dampak persaingan bisnis yang tidak sehat.

“Persaingan harga yang terjadi justru merusak destinasi wisata di daerah  seperti Jogja,” ujarnya, Rabu (27/11).

Disebutkan, platform virtual hotel seperti produk dari India dan Singapura dinilai tidak mengikuti aturan standar yang diatur di indonesia.

“PHRI DIJ meminta pemerintah segera tanggap untuk melindungi usaha hotel dan restoran di tanah air dari serbuan perusahaan asing yang bergerak dibidang hotel managemen virtual atau virtual hotel operator,” tegasnya.

Deddy menambahkan meski saat ini bisnis perhotelan di Indonesia semakin ketat, namun masih mengikuti aturan yang berlaku. Sementara masuknya perusahaan hotel manajemen virtual justru menjadikan persaingan menjadi tidak sehat. (sky/tif)