RADAR JOGJA – Nuanssa perayaan Natal 2019 nampak jelas kawasan Gua Maria Sendangsono, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang. Kios-kios yang menjajakan aneka oleh-oleh dan pernik-pernik khas Natal cukup ramai. Salah satu pernik yang paling banyak dicari yakni rosario.

Rosario biasa digunakan dalam Doa Rosario sebagai salah satu tradisi Gereja Katolik. Mirip seperti tasbih. Fungsinya juga untuk menghitung jumlah doa Salam Maria yang didaraskan. Selain untuk keperluan doa, kalung ini juga bisa jadi buah tangan atau cenderamata.

“Bentuk dan ukurannya beraneka macam, kebanyakan manik-manik berbahan dasar kayu,’’ kata salah seorang perajin Bowo Susanto.

Dia sudah mulai membuat kalung rosario sejak 1990. Yakni di rumah sekaligus tempat usahanya. Tepatnya di seberang jalan depan gapura selamat datang Gua Maria Sendangsono. Tidak hanya memajang rosario jadi, pengunjung juga bisa melihat langsung proses pembuatannya.

Mulai proses  pemotongan kayu, dibentuk menjadi bulatan menggunakan mesin bubut, hingga ke tahap pewarnaan kami kerjakan di sini. Dia dibantu dua karyawan. Dalam sehari  bisa membuat empat sampai lima kalung.

Ditambahkan, bahan baku manik-manik rosario yakni kayu mahoni yang dikenal kuat dan tahan lama. Kayu mahoni juga cukup mudah didapatkan di wilayah setempat. “Di sini banyak kayu mahoni, banyak bahan baku berkualitas,’’ ucapnya.

Perajin lain, Yohanes Ariadi menambahkan, harga rosario cukup bervariasi, tergantung bentuk dan ukurannya. Rosario kecil dengan manik-manik sebesar kelereng harganya Rp 100 ribu per buah. Ukuran sedang Rp150 ribu dan yang paling besar dengan manik-manik sebesar telur ayam harganya Rp 250 ribu per buah.”Selain dijual di kawasan Gua Maria Sendangsono, rosario buatan warga juga dijual ke luar kota, seperti Kalimantan dan Bali,” ucapnya. (tom/din)