RADAR JOGJA – Kepadatan ruas jalan kembali nampak hampir di seluruh ruas jalan Kota Jogja. Titik-titik kepadatan terlihat di sepanjang jalan menuju kawasan Malioboro. Bahkan antrian kendaraan dari arah timur mulai mengular dari kawasan Kotabaru.

Dirlantas Polda DIJ AKBP I Made Agus Prasetya menuturkan kepadatan ruas jalan mulai terjadi sejak 24 Desember. Jumlah ini sempat menurun pasca perayaan Natal. Kendaraan didominasi oleh pelat nomor luar daerah.

“Ada peningkatan arus liburan Natal terutama kendaraan luar darah dari Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Memang sempat turun, tapi ini mulai padat lagi. Puncaknya pergantian tahun baru,” jelasnya, Senin (30/12).

Sejumlah rekayasa jalan telah disiapkan guna mengurangi kepadatan ruas jalan. Salah satunya dengan pengalihan arus di titik keramaian. Seperti memperpanjang arus memutar di Jembatan Segoro Amarto menuju lingkar Stadion Kridosono.

Penerapan rekayasa, lanjutnya, bersifat situasional. Tujuannya agar keinginan untuk mengunjungi lokasi favorit terpenuhi. Walau disatu sisi pengendara harus bersabar dalam berkendara.

setelah Natal sempat menurun, dan akan meningkat menjelang tahun baru. “Arus Malioboro situasional tapi sudah disiapkan. Termasuk pembatasan bus besar masuk kota. Untuk rekayasa ini kami koordinasi bersama Dinas Perhubungan,” katanya.

Kapolresta Jogja Kombespol Armaini menuturkan, jalan menuju Malioboro akan ditutup bertahap. Diawali dari 17.00 hingga menuju malam hari. Hingga akhirnya kawasan tersebut terbatas untuk kendaraan roda empat.

Jajarannya terus berkoordinasi dengan Dishub Kota Jogja. Khususnya kebijakan rekayasa Malioboro. Acuan kebijakan ini adalah perayaan pergantian tahun di tahun sebelumnya.

“Jam tujuh malam Malioboro sudah tutup total. Biasanya Malioboro sudah jadi kawasan full pedestarian, dengan puncaknya di kawasan Titik Nol Kilometer,” katanya.

Manajemen lalu lintas tidak hanya berlaku dari kawasan Kotabaru. Jajarannya telah bersiaga dari kawasan Simpang empat Tugu Pal Putih. Selanjutnya menuju selatan menyusuri kawasan Mangkubumi. Termasuk persimpangan diluar kawasan Titik Nol Kilometer.

“Kami imbau malam pergantian tahun lebih baik jangan memaksa masuk pakai kendaraan sampai Malioboro. Bisa drop di titik parkir terluar. Atau pakai sepeda kayuh, atau memanfaatkan transportasi publik,” ujarnya.

Fokus urai kepadatan tak hanya pada volume kendaraan. Perwira menengah tiga melati ini meminta pemilik kendaraan bijak. Terutama dalam memarkirkan kendaraannya. Tak sembarang berhenti di ruas jalan padat.

Dalam beberapa kasus, parkir asal berimbas pada kepadatan ruas jalan. Terlebih sebagian badan jalan terpakai untuk kendaraan. Alhasil ada penyempitan ruas jalan untuk kendaraan.

“Patuhi aturan, ada garis biku-biku jadi jangan dilanggar. Kalau parkir di kantong parkir yang tersedia. Ada tindakan tegas jika memang terbukti melanggar,” tegasnya. (dwi/ila)