RADAR JOGJA – Perjuangan Aulia Romadhona Effendi bersama timnya dalam ajang Sea Games 2019 berbuah dua medali perunggu untuk cabang olahraga hoki bawah air. Masing-masing untuk nomor 6×6 putri dan 4×4 putri.

Banyak cerita menaungi proses peraihan medali ini. Mulai dari perjuangan sejak berlatih hingga bersaing dengan tim dari negara lainnya. Menyesuaikan diri dengan lokasi pertandingan di Filipina. Termasuk bagaimana dia membagi waktu untuk kuliahnya.

“Bangga bisa ikut menyumbangkan dua medali perunggu untuk Indonesia. Untuk cabor hoki bawah air berhasil membawa pulang satu medali perak dan tiga medali perunggu,” jelasnya, dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (3/1).

Kiprah Aulia, sapaannya, dalam dunia hoki bawah air berawal dari keaktifannya di unit kegiatan mahasiswa selam UGM. Memiliki basis menyelam menjadikannya tertarik menekuni cabor tersebut. Hingga akhirnya dilirik untuk bergabung dengan tim nasional Indonesia.

Tak hanya bergabung dalam unit selam mahasiswa, Aulia tercatat pula sebgai anggota Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (PB POSSI). Usai terpilih dia harus beradaptasi dengan cepat. Terutama bersama tim putri yang beranggotakan 12 atlet.

“Pada gelaran SEA Games 2019 timnas hoki bawah air mengirimkan 12 atlet putra dan 12 atlet putri. Terpilih melalui seleksi ketat, selanjutnya ikut dalam pelatihan dan pemusatan latihan nasional (Pelatnas),” katanya.

Mahasiswi Fakultas Filsafat UGM ini mulai menjalani pelatihan sejak Mei 2019. Di sinilah letak tantangannya. Tak hanya beradaptasi dengan tim tapi juga jam perkuliahannya. Aulia tak ingin jadwal akademiknya terganggu, tapi tetap memiliki visi misi dalam Sea Games 2019.

Di sinilah semangat dari berlatih memberi dampak positif. Menanamkan jiwa disipilin dan bertanggung jawab. Pelatihan keras membuat Aulia bisa fokus dalam menjalani aktifitasnya. Baik saat berlatih maupun jenjang akademisnya.

“Akhirnya harus pintar bagi-bagi waktu. Harus bisa membagi antara jam berlatih, kuliah dan mengerjakan tugas. Kuncinya disiplin, bertanggung jawab dan tidak mengeluh,” ujarnya.

Kembali ke proses pelatihan. Diawali dari Mei 2019, Aulia telah menjalani latihan secara intens. Awalnya setiap anggota tim harus berlatih secara mandiri. Ini karena para atlet yang masih tersebar di daerah domisili masing-masing.

Memasuki September 2019, seluruh atlet dipanggil ke Jakarta untuk menjalani program latihan hoki bawah air. Untuk menguji kesiapan, tim ini juga sempat menguji kemampuan dengan sparring bersama tim Singapura dan Malaysia.

“Ini adalah hasil kerja keras bersama-sama. Tiga medali perunggu diraih dari nomor 4×4 putri, 6×6 putra, dan 4×4 putra. Selanjutnya satu medali perak diperoleh dari nomor 6×6 putra. Membuktikan bahwa tim hoki bawah air Indonesia dapat bertarung di kancah Asia Tenggara,” katanya. (dwi/tif)