RADAR JOGJA – Gubernur DIJ Hamengku Buwono (HB) X mengakui adanya penurunan jumlah wisatawan di Jogjakarta. Salah satu penyebabnya adalah penurunan angka penumpang transportasi udara. Kendati demikian angka capaian target wisatawan tetap terpenuhi.
HB X menuturkan ada beberapa indicator penyebab. Pertama, peralihan rute penerbangan dari bandara Adisutjipto ke Yogyakarta International Airport (YIA). Indikator kedua, mulai efektifnya sarana prasarana jalur transportasi darat.
“Turis turun 20 persen untuk penerbangan. Tapi di sisi lain, jumlah wisatawan yang datang justru semakin banyak. Dominasi dari jalur darat, terutama setelah adanya tol dari Jawa Timur menuju Solo,” jelasnya, Senin (6/1).
Imbas kemunculan tol adalah terpangkasnya waktu tempuh. Yang walnya memerlukan waktu delapan jam menjadi hanya 3,5 jam. Di satu sisi fenomena ini juga memberi dampak lain. Munculnya kemacetan di beberapa titik di kawasan Jogjakarta.
Peningkatan arus kendaraan mulai terpantau dari rute Solo Jogjakarta. Kondisi ini akan semakin menjadi kala tol Solo Jogjakarta beroperasional. HB X meyakini akan terjadi peningkatan volume kendaraan. Padahal pelebaran ruas jalan di Jogjakarta sudah tidak ideal.
“Solusi kami hanya menata, karena kebijakan melebarkan jalan sudah tidak bisa. Kepadatan memang sudah terlihat. Seperti libur kemarin itu kan banyak masuk mobil plat dari Banyuwangi. Biasanya jarang yang dari ujung (timur Jawa Timur), tapi setelah tol ada, jadi tambah banyak,” katanya.
Walau begitu HB X tak keberatan atas keberadaan tol. Solusi lain atas fenomena ini menurutnya dengan tepa slira. Memilih untuk mengalah tidak berkendara dalam masa liburan. Apalagi Jogjakarta menjadi destinasi utama wisata di Pulau Jawa.
“Orang (domisili) Jogjakarta lebih baik tinggal di rumah saja. Saya kemarin juga begitu, mau keluar dari keraton, (wilayah) Alun-Alun itu sudah penuh parkir. Ya sudah di rumah saja,” curhatnya. (dwi/tif)