RADAR JOGJA – Kepala Dinas Pariwisata Jogjakarta Singgih Raharjo menuturkan adanya tren baru moda transportasi memberi angin segar. Saat ini banyak yang traveling via jalan darat. Otomatis, hal ini bisa menaikkan angka kunjungan wisata.

”Apalagi saat in akses antar provinsi sudah terhubung. Terlebih setelah tol trans Jawa mulai beroperasi,” ujarnya, Senin (6/1).

Walau begitu, Singgih tak menampik adanya dilematis. Tren lonjakan wisatawan didominasi kendaran pribadi. Imbasnya sejumlah ruas jalan di Jogjakarta terjadi kepadatan. Baik dari jalan utama hingga akses menuju destinasi wisata.

”Sebagai antisipasi ini kami sudah meminta pengelola wisata membangun kantong parkir jauh dari destinasi wisata. Selanjutnya wisatawan bisa diangkut pakai shuttle. Tujuannya mengurangi kendaraan parkir di lokasi utama objek wisata dan volume kendaraan di jalan raya,” jelasnya ditemui di kompleks Kesatrian Akademi Angkatan Udara (AAU).

Singgih menyambut positif ide shuttle Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Jogja. Berupa pembatasan ruang gerak bus pariwisata. Seluruhnya terparkir di kantong parkir khusus. Mulai dari parkir barat GL Zoo hingga kantong parkir timur GOR Amongrogo.

Kebijakan ini setidaknya mampu memberi ruang, sehingga tidak ada penyempitan ruas jalan maupun penuhnya kantong parkir. Di satu sisi penerapan manajemen lalu lintas turut berperan. Terutama untuk memecah konsentrasi penumpukan volume kendaraan.

”Idealnya seperti itu, pool parkir bisa dimanapun tidak harus di dekat destinasi wisata. Nah untuk menyambungkan bisa pakai shuttle atau kendaraan penghubung lainnya,” ujarnya. (dwi/ila)