RADAR JOGJA – Keberadaan air bersih di beberapa wilayah di Gunungkidul masih menjadi persoalan tatkala musim kemarau tiba. Di Desa Playen, Kecamatan Playen, sumber-sumber air banyak yang mengering pada musim kemarau tahun lalu. Memasuki musim penghujan di awal 2020, warga Desa Playen segera mempersiapan keperluan air bersih, salah satunya melalui sumur dalam di Dusun Banaran, Desa Playen, yang mulai beroperasi Rabu (8/1).
Dibangun tepat di belakang masjid Al Mubarok, sumur bor yang dinamai dengan ‘Sumur Wakaf’ ini memiliki kedalaman 80 meter dan dilengkapi dengan pompa air jenis jet pump serta menara air, dan disambung pipa-pipa ke masjid dan rumah-rumah warga.
Koordinator pembangunan Sumur Wakaf Kharis Pradana menyampaikan, ini merupakan sumur wakaf yang ke-21 yang telah dibangun Global Wakaf-ACT di Gunungkidul.
“Alhamdulillah dengan kedalaman 80 meter kami mendapatkan debit air yang baik, semoga kebermanfaatannya bisa maksimal untuk keperluan masjid dan juga warga sekitar,” ungkapnya.
Sejumlah warga pun antusias bergotong-royong untuk menyiapkan Peresmian Sumur Wakaf di Desa Playen ini, melanjutkan pembangunan masjid Al Mubarok.
“Kami turut berterima kasih kepada ACT serta Pak Mur sekeluarga yang telah membangunkan sumur wakaf untuk masjid kami, setelah proses pembangunan masjid Al Mubarok ini selesai, nanti airnya akan dimanfaatkan jamaah dan masyarakat setempat,” ungkap Ketua takmir masjid Al Mubarok, Muhsinin.
Dia menyampaikan, rencananya sumur wakaf juga akan dimanfaatkan untuk pengairan kebun sayur di sekitar masjid dan untuk suplai air bersih di Pondok Pesantren Putri Al Ihtishom yang memiliki 450 santri.
Mur Kusjulianto selaku pewakaf mengaku merasa lega pembangunan sumur dapat terealisasi. Harapannya, kebermanfaatan Sumur Wakaf ini menjadi pahala jariyah bagi semuanya. Dia meminta masyarakat turut mengelola sumur tersebut dengan baik sehingga airnya dapat bermanfaat untuk jamaah dan masyarakat. (sce/tif)