RADAR JOGJA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul hingga kini belum mendapatkan kepastian terkait hasil sampel darah pasien suspect antraks yang dikirim ke laboratorium Bogor, Jawa Barat. Meski demikian, sebagai langkah pencegahan semua warga yang tinggal di wilayah suspect antraks terus dilakukan. Salah satunya diberikan antibiotik.

Antibiotik diberikan kepada warga Padukuhan Ngrejek Kulon dan Ngrejek Wetan, Desa Gombang, Kecamatan Ponjong. Untuk kepentingan ini dinkes menerjunkan tim dari one health terdiri atas 50 orang berasal dari berbagai sektor, mulai dokter hingga tim dari dinas lain.

“Diketahui ada 41 warga kontak langsung dengan hewan ternak mati mendadak. Sampel darah dan serum mereka langsung dikirim ke BBVET Wates dan Bogor.  Namun hasil uji lab, termasuk sampel darah warga yang meninggal belum turun,” Kepala Dinkes Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawati kemarin (12/1).

Lebih lanjut dikatakan, sedikitnya 540 orang warga Ngrejek Kulon dan Ngrejek Wetan diberikan antibiotik. Dinas juga melakukan surveilans selama 120 hari ke depan untuk memantau perkembangan di lokasi. Sebab, masa inkubasi bakteri antraks diperkirakan berlangsung selama 1 sampai 60 hari. “Kami juga melakukan pemantauan selama 2×60 hari ke depan untuk memantau di lokasi,” ucapnya.

Dia mengungkapkan, tanda-tanda manusia terpapar antraks sebagian besar atau 95 persen menyerang kulit, memicu luka dan di tengahnya ada kulit mati. Lalu saluran pencernaan, muncul keluhan seperti mual, diare. Ketiga, pernapasan gejalanya batuk dan sesak nafas. “Tapi antraks itu mudah (sembuh), obatnya ada di puskesmas dan rumah sakit.  Asal ketemunya cepet, terapi selesai sembuh,” katanya.

Oleh karena itu pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak khawatir berlebihan terhadap penyebaran penyakit itu. Terlebih sampai dengan sekarang belum ada penelitian yang menyebut penularan dari manusia ke manusia.

Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi ketika dikonfirmasi mengaku belum bisa memberikan statemen. Hingga kemarin organisasi perangkat daerah (OPD) terkait belum memberikan laporan terkait kasus dugaan antraks di Kecamatan Ponjong. “Belum ada laporan ke saya. Nanti bisa keliru kalau saya berkomentar,” ujarnya. (gun/laz)