Radar Jogja –  Tujuh anak dari tujuh desa di DIJ membacakan Aspirasi Anak dalam Rencana Kontingensi (Renkon) Merapi yang diselenggarakan di Jogjakarta, 9 Januari lalu. Aspirasi anak menjadi masukan penting dalam acara sosialisasi draft dokumen Renkon, guna memastikan hak perlindungan dan pemenuhan kebutuhan anak selama masa tanggap darurat terwadahi. Yang tak kalah penting adalah disetujuinya keberadaan Pos Pelayanan dan Pengaduan anak dan kelompok rentan saat masa tanggap darurat.

Acara yang diselenggarakan oleh Yayasan RedR Indonesia ini merupakan lanjutan dari rangkaian proses pemutakhiran Renkon Merapi yang sudah dimulai sejak Juni 2019. Tujuannya mencapai target zero victim ketika bencana terkait Merapi terjadi. Bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB) Daerah Istimewa Yogyakarta dan didukung oleh UNICEF Indonesia.

Information Management Assistant RedR Indonesia Filla Lavenia menjelaskan, ada tiga tahapan dalam proses pemutakhiran Renkon Merapi. Tahap pertama dimulai di tingkat Desa. Melalui kegiatan diskusi kelompok terarah, menghasilkan dokumen Renkon dari tujuh desa sasaran di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Merapi. Masing-masing Desa Umbulharjo, Glagaharjo, Kepuharjo, Hargobinangun, Purwobinangun, Wonokerto, dan Girikerto. Selanjutnya proses sinkronisasi di tingkat Kabupaten melalui serangkaian lokakarya.

“Dengan begitu data dan informasi yang dikumpulkan di tingkat Desa tervalidasi dan dapat digunakan sebagai bahan dalam penyusunan Renkon Kabupaten,” jelasnya.

Tahap selanjutnya adalah sosilisasi, simulasi, finalisasi dan akhirnya, pengesahan oleh Bupati Sleman. Sebelum dokumen ini disebarkan kepada publik, akan dilaksanakan simulasi desa dan gladi posko untuk menjaring masukan akhir. Setelah melalui proses review oleh tenaga ahli, maka dokumen Renkon ini siap untuk disahkan oleh Bupati Sleman melalui Surat Keputusan (SK) Bupati yang diagendakan pada Februari 2020.

Pemutakhiran Rekon Merapi Kabupaten Sleman mengacu kepada Pedoman Renkon 4.0 dengan indeks letusan Volcano Eruption Indeks (VEI) 2. Ditandai dengan munculnya pertumbuhan kubah lava baru di tengah kawah pasca letusan 2010.

“Tema besar dari Renkon ini adalah merespon perubahan karakter Merapi secara sosiologis dan geografis, merespon perubahan tingkat risiko ancaman Merapi ke depan, dan mengakomodir aspirasi dan kebutuhan anak serta kelompok rentan lainnya,” papar Filla.

Dihadiri 71 peserta dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pemangku kepentingan lain termasuk akademisi dan perwakilan anak. Di akhir sesi acara sosialisasi, OPD serta pemangku kepentingan lainnya sepakat menandatangani Berita Acara Penyusunan Renkon Merapi sebagai bentuk tanggung jawab bersama terhadap dokumen yang dimutakhirkan. (tif)