RADAR JOGJA – Rentetan kasus penyakit antraks di Gunungkidul berpengaruh terhadap industri pariwisata. Minat wisatawan untuk menikmati kuliner menurun tajam. Bahkan hingga 20 persen.
Bupati Gunungkidul Badingah mengatakan, isu antraks memengaruhi selera makan wisatawan. Mungkin mereka takut makan di Gunungkidul. “Jika berlarut-larut, bisa berdampak negatif terhadap sektor pariwisata,” kata Badingah saat memberikan keterangan pers di Ponjong, Kamis(16/1).
Nah, sebagai bukti kulineran di Bumi Handayani aman, kemarin bersama musyawarah pimpinan daerah (muspida) sengaja makan daging di wilayah suspect antraks. Tepatnya di Kecamatan Ponjong. “Makan daging sapi di Gunungkidul aman, sehat, dan mantap,” seru para pejabat Muspida Kabupaten Gunungkidul secara bersamaan.
Bupati berharap, masyarakat dan wisatawan tidak takut menyantap daging, asal diolah secara benar. Sebagaimana sudah dibuktikan bersama, makan daging dari Gunungkidul aman. Pihaknya berupaya menekan peredaran hewan yang berasal dari luar daerah. Sebab disinyalir hewan yang terpapar antraks berasal dari luar daerah.
Hasil laboratorium Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, 27 orang positif antraks. Sebagian besar warga Ngrejek Wetan, dan Ngrejek Kulon, Gombang, Ponjong.
Dukuh Ngrejek, Desa Gombang Marsiko mengaku bersama ratusan warga lainnya mengonsumsi anti biotik 2x sehari, selama 10 hari, dan sebagian warganya tidak mengalami gejala penyakit antraks. Kondisi warga yang terserang antraks berangsur sembuh.
Di Ngrejek Wetan dan Ngrejek Kulon terdapat 49 ekor sapi, dan 149 ekor kambing yang sudah divaksin. Setelah pemberian vaksin tak ada lagi ternak yang mati mendadak. (gun/din)