RADAR JOGJA – Dosen Fisika FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr Kuwat Triyana mengembangkan sebuah alat multifungsi untuk membuktikan Hb keaslian produk-produk makanan. Misalnya kopi luwak, teh, dan zam-zam. Selain itu juga bisa mendeteksi kontaminasi produk dan kehalalannya, serta mendeteksi kandungan narkotika. Alat tersebut diberi nama Elto (electronic tounge).

Peneliti di Institute of Halal Industry and System (lHIS) UGM ini menjelaskan cara kerja Elto seperti lidah manusia. Elto dapat menganalisa berbagai macam rasa mulai dari pahit, asin, asam, manis, dan gurih bahkan umami. Alat ini diklaim sebagai lidah elektronik terkecil yang ada hingga saat ini.

“Ketika dibawa untuk kalibrasi ke Portugal, orang sana mengatakannya sebagai lidah elektronik terkecil di dunia,” ujar Dr Kuwat sambil menunjukkannya kepada wartawan pers di Laboratorium Fisika Material dan Insumentasi (Fismatel) Departemen Fisika FMIPA UGM, Jumat (17/1).

Elto dikembangkan sejak tahun 2016 bersama tim mahasiswa pascasarjana Fisika UGM yaitu Shidiq Nur Hidayat dan Trisna Julian. Biaya penelitiannya mencapai sekitar  Rp 200 juta. Dr Kuwat memaparkan, komponen utama Elto berupa larik sensor rasa sebagai elektroda kerja, elektroda referensi, sistem akusisi data, dan sistem kecerdasan buatan (Al) yang dihubungkan ke komputer atau smartphone Android secara nirkabel.

“Untuk mendukung portabilitas, alat ini menggunakan sumber energi berupa satu baterai lithium 3.500 mAH yang bisa bertahan hingga 14 jam untuk penggunaan secara kontinu,” jelasnya.

Cara pengoperasiannya, cukup melarutkan sampel produk yang akan dideteksi dengan air atau alkohol. Tergantung sifat sampelnya. Kemudian ujung larik sensor dicelupkan ke dalam larutan sampel tadi selama 1-2 menit. Data akan diproses dengan teknologi berbasis AI untuk membuat keputusan hasil.

”Hasilnya, tidak lebih dari 2 menit sudah bisa dilihat di layar komputer atau perangkat berbasis Android apakah produk tersebut asli atau tidak, halal atau tidak, serta tingkatan kualitas tertentu,” ujar Dr Kuwat.

Keunggulan alat ini, selain mampu mendeteksi secara cepat, juga memiliki akurasi tinggi sebesar 98 persen. “Keunggulan lain dan yang membedakan dengan alat yang sudah ada di pasaran adalah bersifat portable, dapat terhubung secara nirkabel dengan perangkat berbasis Android dan komputer,” tambahnya.

“Selain itu dapat terhubung ke jaringan internet sehingga memungkinkan untuk dibawa dan digunakan untuk melakukan tes di berbagai tempat secara langsung berbasis loT,” imbuhnya.

Dr Kuwat menyebut alat sejenis yang ada di pasaran saat ini adalah produk luar negeri. Memiliki ukuran sebesar meja sehingga tidak mudah untuk dipindahkan. Sedangkan sistem akuisisi data dari elto hanya berdimensi 105x73x35 mm. Telah dikalibrasi dan diverifikasi di laboratorium sebuah universitas di Braganca Portugal.

Ditargetkan tahun ini Elto dapat distandarisasi sehingga tahun 2021 dapat diluncurkan secara resmi dan diproduksi secara massal untuk aplikasi tertentu. (sky/tif)