RADAR JOGJA – Wakil Presiden Ma’aruf Amin menyambut positif gelaran komite ICD CDI di Indonesia. Komite yang menghubungkan beragam partai politik di seluruh belahan bumi ini memiliki pemikiran terkait kepentingan dunia, dalam konteks dialog lintas agama, isu perempuan dan perdamaian dunia.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi partai pertama dari Indonesia yang bergabung. Langkah ini setidaknya menjembatani partai politik lainnya. Terutama untuk turut aktif dalam kancah dunia politik internasional.
“Indonesia sendiri sangat menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi yang dianut. Konstitusi berlandakan Undang Undang 1945, dan peraturan perundangan yang menaruh penghormatan tertinggi kepada hak asasi manusia,” jelasnya saat menghadiri Executive Committee ICD CDI di Hyatt Hotel Jogjakarta, Jumat (24/1).
Ma’aruf Amin mencontohkan partisipasi perempuan dalam kancah politik di Indonesia. Peluang dan capaian partisipasi tergolong tinggi. Terbukti dengan adanya kuota 30 persen untuk mengisi kursi legislatif.
“Komitmen Indonesia sangatlah kuat dalam pemenuhan hak asasi manusia. Keterlibatan dalam ICD CDI melalui PKB tentu menforonh komitmen yang lebih tinggi lagi,” ujarnya.
Semangat Bhinneka Tunggal Ika turut menjadi kekuatan Indonesia. Terdiri dari 300 etnis dan hidup dalam 17 ribu kepulauan tidaklah mudah. Ancaman akan terus muncul dari sisi dalam maupun luar negeri.
Keberagaman di Indonesia ini dapat terangkul dengan adanya Bhinneka Tunggal Ika. Tidak memaksa setiap warga negara untuk menjadi sama. Namun tetap berdiri dengan cirri khas masing-masing. Inipula yang terangkum sistem politik yang diusung oleh PKB.
“Walau mayoritas pendudukanya muslim tapi tidak memaksakan sebagai dasar negara. Pancasila tetap menjadi pegangan utama. Selalu mencerminkan etnis atau keterwakilan. Semua agama punya memiliki kedudukan, hak dan peran yang sama,” katanya.
Indonesia, lanjutnya, telah bermitra dengan 35 negara. Fokusnya tentang dialog lintas agama. Mewujudkan sikap dan sifat toleransi dalam multikulturisme dan nilai-nilai kemanusiaan. Hasilnya, pola pikir Bhinneka Tungga Ika telah menjadi bagian dari solusi global.
Salah satu kuncinya adalah merenungkan kembali nilai-nilai agama. Berupa wujud spiritual yang sakral dalam kehidupan sehari-hari. Bukan sebaliknya, memanipulasi sebagai wujud kepentingan tertentu. Cara ini menurutnya justru menjadi sumber konflik dan perpecahan.
“Harmoni perlu digaungkan lagi terutama kepada kalangan generasi muda. Salah satu cara dengan mengembalikan tujuan awal agama sebagai nilai harmoni kesetaraan dan kasih sayang dalam kehidupan antar manusia,” ujarnya. (dwi/tif)