RADAR JOGJA – Sejak sepekan terakhir aktivitas belajar mengajar (KBM) murid kelas VI SD Kanigoro II, Slumprit II, Kanigoro, Saptosari, Gunungkidul dipindah ke ruang darurat. Itu dilakukan untuk menjamin rasa aman peserta didik dan pengajar, karena kondisi bangunan mengalami rusak berat.

Kepala SDN II Kanigoro, Harto mengatakan. bangunan lembaga pendidikannya terakhir dilakukan perbaikan sejak 2007. Kemudian dalam perkembangan mengalami kerusakan disejumlah sudut. Dari hasil pendataan, dan pengecekan pihak terkait, ruang kelas VI masuk kategori rusak berat. Kelas lain kretria rusak ringan.

“Bagian atap jebol, dan struktur kayu rapuh sehingga harus disangga dengan tiang,” kata Harto, Minggu (26/1).

Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, sejak seminggu lalu KBM anak didik kelas VI dipindahkan ke tempat yang jauh lebih aman. Dia memastikan, kagiatan menimba ilmu seluruh siswa tetap berjalan normal dan aman.

“Kami pindahkan ke ruang perpustakaan,” ucapnya.

Menurut Harto, jumlah total peserta didik SDN II berjumlah 61 anak. Berasal dari wilayah pesisir yang notabene menjadi satu-satunya rujukan sekolah terdekat. Meski rata-rata satu kelas hanya diisi sepuluh orang, tetapi belum pernah ada wacana regrouping.

“Karena sekolah ini sangat dibutuhkan oleh warga Desa Kanigoro dan sekitarnya. Kalau mencari sekolah lain pertimbangan jarak,” ungkapnya.

Akhir pekan lalu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Gunungkidul, Bahron Rasyid telah melakukan kroscek. Bangunan sekolah akan dilakukan rombak total.

“Kemungkinan bangunan bertingkat, karena pertimbangan lahan,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Disdikpora Kabupaten Gunungkidul, Bahron Rasyid mengaku telah melakukan pengecekan lapangan begitu mendapatkan laporan kerusakan sarana belajar di SD N Kanigoro ll. Dia meminta agar ruangan kelas kategori rusak berat tidak dipergunakan untuk aktivitas KBM.

Hasil pemeriksaan Disdikpora Gunungkidul, terdapat satu ruangan rusak parah pada bagian atap, dan harus disangga menggunakan bambu. Satu ruangan lainnya mengalami kerusakan sedang. ”Sisanya mengalami kerusakan ringan,” kata Bahron.

Langkah berikutnya, disdikpora segera membongkar sekolah tersebut. Namun demikian yang terpenting adalah bagaimana upaya memberikan pelayanan maksimal kepada peserta didik di SDN Kanigoro II. Terlebih sekarang memasuki musim penghujan, sehingga diharapkan pihak sekolah melihat situasi.

“Tahun ini akan diperbaiki. Kemungkinan dibongkar semua, jangan sampai para siswa khawatir saat belajar. Mereka itu masa depan kita,” ujarnya.

Seperti diketahui, sekolah rusak sebelumnya juga ditemukan di SD Gedangklutuk, Padukuhan Gedangklutuk, Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari. Dinas terkait waktu itu mengagendakan perbaikan dengan pertimbangan skala prioritas sesuai dengan tingkat kerusakan. (gun/bah)