RADAR JOGJA – Kabid Humas Polda DIJ Kombes Pol Yuliyanto memastikan proses penyelidikan kasus UD Sakinah terus berlanjut. Tercatat hingga saat ini ada enam laporan kepolisian. Terdiri dari empat laporan ke Polda DIJ, dan masing-masing satu di Polsek Depok Timur dan Polres Sleman.
Proses penyelidikan berjalan terpisah, setiap laporan ditindaklanjuti sesuai dengan lokasinya. Sehingga seluruh penyidik di tingkat Polsek Depok Timur, Polres Sleman dan Polda DIJ berlangsung secara mandiri.
“Iya proses penyelidikan sesuai dengan locus pelaporan masing-masing. Perkembangannya untuk saat ini prosesnya masih melacak keberadaan kedua pelaku ke beberapa tempat,” jelasnya ditemui di Mapolda DIJ, Selasa (28/1).
Objek terlapor dari keenam laporan kepolisian masih sama. Keduanya adalah terlapor atas nama Indriyana Fatmawati dan Muhammad Wahyudin. Statusnya sepasang suami istri yang berdomisili di Dusun Sempu, Wedomartani Ngemplak Sleman.
Kapolres Sleman medio 2016 ini meminta agar korban lain segera melapor. Tujuannya untuk mempermudah proses penyelidikan dan penyidikan kepada terlapor. Selain itu juga menginventarisir angka kerugian yang dialami korbannya.
“Monggo lapor saja, bisa ke Polsek, Polres atau langsung Polda,” ujarnya.
Kasus investasi pengadaan sembako ini mampu menipu puluhan korban. Seluruh korban tertipu bujuk rayu kedua terlapor. Berupa janji balik modal dari setiap dana yang diinvestasikan. Modal tersebut untuk pengadaan sembako ke sejumlah hotel berbintang di Jogjakarta.
“Proses penyelidikan terbaru berupa mengumpulkan keterangan saksi. Sudah ada saksi dari empat hotel. Mereka memberikan keterangan tidak pernah kerjasama dengan terlapor,” katanya.
Berdasarkan data terakhir jumlah korban investasi sembako mencapai 46 orang. Hanya saja dipastikan total korban lebih banyak. Apalagi kedua terlapor juga melarikan uang kas warga Dusun Sempu.
“Benar kemungkinan jumlah korban bertambah. Termasuk nominal kerugiannya. Terakhir itu Rp 64 miliar belum ditambah Rp 11 miliar yang barusan masih lapor Polda. Masih ada lagi korban yang belum terdata,” kata salah satu korban Nana, 51. (dwi/tif)