RADAR JOGJA – Kepala Unit Penyelamatan, Pengembangan, dan Pemanfaatan BPCB Jogjakarta Muhammad Taufik menduga kawasan ditemukannya arca nandhi dan agastya di Ngemplak, Sleman awalnya adalah sebuah perkampungan. Tepatnya era kerajaan Mataram Kuno.

Kedua arca sendiri merupakan bagian dari sebuah candi. Artinya pada jaman dahulu, kawasan tersebut merupakan lokasi peribadahan. Dikuatkan dengan adanya sumber air di sisi barat lokasi penemuan arca. Keidentikan sebuah candi berdekatan dengan sungai.

“Dugaan kami dari abad ke IX atau era Mataram Kuno. Candi itu tempat ibadahnya. Biasanya candi memang ditemukan di dekat sumber air. Kalau tidak ada sumber, mata airnya ya buat. Contohnya di Ratu Boko dia bikin sumber air ada kolam,” jelasnya, Rabu (29/1).

Jarak antara sungai dan candi berkisar 20 meter. Kondisi ini hampir mirip dengan lokasi penemuan kedua arca. Walau saat ini hanya berwujud sungai kecil. Salah satu acuan yang digunakan adalah lokasi penemuan Candi Kedulan.

“Dari sumber air ya biasanya 20 meteran. Bisa jadi dulu sungainya besar, lalu seiring perkembangan jaman (sungainya) menyempit. Atau bisa jadi kemungkinan sudah tertutup lahar hujan. Sama kayak Candi Kedulan,” ujarnya.

Terkait lokasi penemuan arca, Taufik menduga bangunan candi tak terlalu jauh. Terbukti dengan struktur tanah lokasi temuan arca. Semakin ke barat tidak ditemukan batuan solid. Sebaliknya, di sisi timur justru banyak berserakan batuan solid.

Beberapa batu candi justru tak tertimbun tanah. Bongkahan batu berbentuk persegi banyak ditemukan di dinding parit sungai. Seluruhnya membentang dari sisi utara ke selatan. Sementara di sisi atas batuan tersebut adalah area persawahan, perkebunan dan kandang sapi.

“Bentuknya batu untuk struktur. Kemungkinan dari kaki candi, badan maupun atap candi. Tapi memang harus eskavasi dulu agar bisa dipastikan,” katanya. (dwi/tif)