RADAR JOGJA – Sebagai gerakan mengurangi risiko bencana, Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah atau yang secara internasional dikenal sebagai Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) menggelar Pertemuan Ilmiah Muhammadiyah (PIM) Kebencanaan dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Mulai hari ini, Kamis (30/1) hingga Minggu (2/2).

Mengusung dua tema yakni ‘Menguatkan Sumber Daya Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas dan Teknologi Kebencanaan dalam rangka Memajukan Indonesia, serta Gerakan Pengurangan Risiko Bencana,  Memajukan Indonesia Mencerahkan Semesta’.

Ketua MDMC Budi Setiawan menjelaskan, salah satu bahasannya terkait pentingnya teknologi di dunia kebencanaan.  Terlebih pengaruh dan perkembangan teknologi yang sangat masif di era industri 4.0 ini.

“Kebencanaan juga membutuhkan teknologi canggih dalam proses pelaksanaannya, yang membuat hal tersebut menjadi konsentrasi penting dalam topik pembahasan di kegiatan PIM Kebencanaan oleh MDMC. Serta peran komunitas yang butuh kemandirian dalam kesiapan mereka menanggulangi bencana,” ujarnya Rabu, (29/1).

Sedangkan untuk Rakernas, Wakil Ketua MDMC Rahmawati Husein mengatakan akan membahas program-program secara nasional dan merumuskan program apa yang akan dilakukan di Muktamar Muhammadiyah 2020.

“Akan dilaksanakan pemaparan tentang kilas balik bagaimana MDMC selama lima tahun kemarin dan lima tahun yang akan datang, terkait peran serta mereka dalam kebencanaan lokal dan internasional. Dengan adanya internasionalisasi Muhammadiyah mengharuskan MDMC berperan di ranah internasional, dan hal itu sudah dilakukan dengan mengirimkan relawan ke Filiphina, Myanmar, dan Bangladesh,” paparnya

Menurut dia, MDMC bukan hanya lembaga respon, tapi merupakan lembaga kesiapsiagaan dan pengurangan resiko bencana secara keseluruhan, serta pemulihan pasca bencana.

“Selama lima tahun terakhir MDMC itu sudah melakukan pembangunan Rumah Sakit Aman Bencana di sembilan Provinsi di Indonesia, jadi bagaimana rumah sakit itu tahan terhadap bencana dan kalau terkena bencana bisa berfungsi dengan baik. Contohnya pernah terjadi di Bima NTB ketika ada banjir bandang, RS Muhammadiyah bisa beroperasi di hari keempat,” ujarnya.

Acara ini akan dihadiri sekitar 500 peserta yang terdiri dari praktisi akademisi. Mulai dari anggota MDMC seluruh Indonesia, Rumah Sakit Muhammadiyah, dan perguruan tinggi Muhammadiyah.

Beberapa tokoh penting di bidang kebencanaan juga direncanakan akan menjadi pembicara. Di antaranya Mantan Kepala BNPB Prof Syamsul Ma’arif, Ahli Kebencanaan UGM Prof Teuku Faisal Fathoni, dan Ahli Kebencanaan UMY sekaligus wakil ketua MDMC Dr Rahmawati Husein.

Adapun tokoh yang akan mengisi Rakernas MDMC di antaranya Deputi Sistem dan Strategi BNPB Ir Wisnu Wijaya, MSi, Direktur HAM dan Kemanusiaan Kementrian Luar Negeri RI, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Prof Muhadjir Effendy, dan Duta Besar RI untuk Lebanon Hajriyanto Y Tohari. (sky/tif)