RADAR JOGJA – Hadapi bonus demografi, populasi di Indonesia sepertiganya akan dikuasai oleh kaum masyarakat usia produktif atau yang biasa disebut kaum milenial. Dengan begitu, akan muncul berbagai macam pelaku industri yang menggarap potensi dari generasi milenial ini, termasuk dalam pelaku industri keuangan.
Walaupun milenial dikenal sebagai karakternya yang unik dan akrab dengan teknologi, seringkali generasi milenial dianggap tidak memiliki strategi investasi dan pengelolaan keuangan yang baik. Hal ini juga dilihat dari temuan berbagai survei di masyarakat. Salah satunya sebuah studi yang berjudul “Alvara Indonesia: Gen Z and Millennial Report 2019” menunjukkan bahwa milenial hanya mampu mengalokasikan pengeluarannya untuk ditabung kurang dari 10 persen saja.
Padahal, dengan angka populasi yang sangat besar ini, generasi milenial dapat memberikan perubahan dan dampak jika seluruh populasinya memiliki kemampuan akan melek keuangan. Secara langsung maupun tidak langsung, milenial yang melek keuangan akan memberikan dampak yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi negara. Untuk itu, pelaku industri keuangan sudah saatnya mulai mengajak para milenial untuk menyadari betapa pentingnya menjadi generasi melek keuangan.
General Manager Kredivo Lily Suriani mengungkapkan, generasi milenial akan memberikan dampak baik jika seluruh populasinya memiliki kemampuan melek keuangan. Terutama dampak bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Dia mengungkapkan, seringkali generasi milenial dianggap tidak memiliki strategi investasi dan pengelolaan keuangan yang baik. Pengaruh gaya hidup yang dinamis ditambah minimnya pengetahuan tentang pengelolaan keuangan menjadi tantangan bagi generasi milenial untuk mengatur keuangan. Apalagi di tengah popularitas prinsip “hidup ini cuma sekali” yang membuat gaya hidup serta biaya pergaulan semakin meningkat.
”Padahal, peningkatan kapasitas milenial dalam pengelolaan keuangan mampu menjadi stimulan penggerak roda ekonomi negara, terlebih jika mengingat jumlah populasinya,” jelasnya dalam pers rilis yang dikirimkan, Selasa (4/2).
Sebagai salah satu pelaku industri digital lending, Kredivo melihat potensi dan dampak yang luar biasa jika milenial yang dikenal melek digital juga mampu menjadi generasi melek keuangan. Salah satu faktor pendukung untuk menjadikan sebuah negara sehat secara ekonomi adalah masyarakatnya yang harus sehat secara finansial.
”Kami melihat urgensi untuk membantu milenial agar mampu menerapkan sistem keuangan yang sehat dan pada akhirnya dapat memberikan kontribusi yang signifikan. Terutama mengingat jumlah milenial yang mendominasi populasi di Indonesia, dengan kelas menengah urban sebagai salah satu pemegang estafet bonus demografi Indonesia 2020-2030,” ungkap Lily Suriani, General Manager Kredivo.
Lantas seperti apa dampak signifikan yang ditimbulkan ketika milenial yang berjumlah sepertiga dari total penduduk Indonesia ini melek keuangan?
Dampak yang paling nyata dalam hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Milenial akan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola keuangan dan mudah mendapatkan akses layanan finansial, seperti kredit usaha, asuransi dan instrumen investasi lainnya.
Terlebih ketika generasi ini sudah memiliki pemahaman berbagai macam instrumen investasi yang dapat menjadi nilai lebih bagi kemampuan finansial mereka sendiri, bekal pendapatan di masa depan yang dimiliki pun semakin bertambah. Hal ini membuat milenial memiliki kemandirian secara ekonomi dan harapan hidup yang berkualitas di masa depan terutama saat di usia yang sudah tidak produktif.
”Jika milenial Indonesia menjadi generasi melek keuangan, kekuatan ini juga dapat berimplikasi pada peningkatan kompetensi sumber daya manusia di Indonesia,” jelasnya.
Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) melihat bahwa terdapat korelasi di antara banyaknya masyarakat yang memiliki kemampuan literasi keuangan dengan skor PISA (Programme for International Student Assessment) yang ada pada negara tersebut melalui edukasi kemampuan keuangan (financial education). Kemampuan untuk melek keuangan berdampak langsung kepada peningkatan kualitas SDM, ketika individu tersebut belajar bagaimana menganalisis masalah, membuat keputusan, dan mengukur risiko dalam permasalahan ekonomi yang ada. Lambat laun kemampuan setiap individu ini dapat berdampak pada akselerasi angka Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) Indonesia, khususnya pada kelompok masyarakat usia produktif.
Tidak hanya Otoritas Jasa Keuangan, namun Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) juga menyebutkan peningkatan literasi keuangan memiliki pengaruh yang signifikan dalam usaha pengentasan kemiskinan. (ila)