RADAR JOGJA – Dampak gagal lelang pembangunan gedung SDN Bangunrejo 2 Kricak, Tegalrejo, Jogja pada kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah tersebut. Penyebab utama adalah adanya dugaan temuan korupsi dalam proses lelang. Alhasil seluruh hasil lelang dibatalkan dan diulang.
Terhambatnya proses pembangunan karena KPK mencium indikasi ketidakberesan. Jaksa fungsional Kejari Kota Jogja Eka Safitra diduga mengintervensi panitia lelang hingga Dinas PUPKP Kota Jogja. Sosok ini juga terlibat dalam kasus korupsi saluran air hujan di Jalan Soepomo CS.
Kepala SDN Bangunrejo 2 Subagyo mengakui adanya dampak signifikan. Seluruh jadwal KBM sekolahnya terganggu. Bahkan sekolahnya harus nebeng ke SDN Bangunrejo 1 agar proses KBM tetap berjalan.
“Benar ada dampak dari pembangunan itu. Harusnya akhir Desember ini sudah selesai dan pindah ke situ (bangunan SDN Bangunrejo 2). Karena suatu hal lalu gagal lelang, mundur, lalu dilelang lagi,” jelasnya ditemui di SDN Bangunrejo 1, Jumat (7/2).
Proses pembangunan dengan kontrak lelang baru berlangsung 27 Januari. Berlangsung selama 180 atau batas maksimal 25 Juli 2020. Nilai lelang untuk pembangunan gedung SDN Bangunrejo 2 ini sebesar Rp 3,7 miliar.
Subagyo menuturkan, seluruh fasilitas dibangun ulang. Sehingga bangunan lama dirobohkan seluruhnya. Imbasnya siswanya harus nebeng di SDN Bangunrejo 1 selama proses KBM.
“Bangunan lama tak ada bersisa karena sudah dirobohkan semua. Nantinya yang baru terdiri dari bangunan kelas 1 sampai kelas 6. Lalu ada perpustakaan, laboratorium, tempat ibadah, UKS dan kantin,” katanya.
Sekolah ini sempat viral karena beberapa siswanya harus belajar di poskamling depan sekolah. Penyebabnya ruangan di SDN Bangunrejo 1 tidak cukup untuk menampung para siswa. Walau kenyataannya belajar di poskamling berada diluar jam KBM.
Pasca viral Subagyo mengaku mendapat teguran dari dinas terkait. Dia diminta untuk mengadakan proses KBM atau diluar KBM tetap di lingkungan SDN Bangunrejo 1. Pertimbangan utama kondusifitas dan kenyamanan KBM bagi para siswa.
Total ada sembilanbelas siswa kelas VI yang belajar di Poskamling. Keputusan ini diambil karena April akan menghadapi ujian, sehingga para siswa harus mendapatkan materi yang cukup untuk menghadapi ujian.
“Saat itu terpaksa karena sudah tidak ada ruangan. Di dalam sudah untuk kegiatan, lalu mushala untuk ibadah. Sehingga guru kelas VI inisiatif mengadakan KBM di poskamling. Tapi oleh dinas tidak dikehendaki akhirnya pindah mushala,” katanya.
Subagyo berharap, agar proses pembangunan gedung SDN Bangunrejo 2 sesuai jadwal. Termasuk pemenuhan fasilitas bagi proses KBM. Maklum saja sekolah ini merupakan salah satu sekolah inklusi di Kota Jogja.
Tercatat SDN Bangunrejo 2 memiliki enam kelas. Dengan total 81 siswa beragam tingkatan kelas. Dari jumlah tersebut sebanyak 69 siswa diantaranya tergolong siswa anak berkebutuhan khusus (ABK).
“Siswa ABK perlu ruangan khusus agar tetap mendapatkan materi yang sama demi menunjang prestasi. Ada slow learner, tuna daksa, tuna rungu, dan ketunaan lainnya,” katanya. (dwi/ila)