RADAR JOGJA – Kapolda DIJ Irjen Polisi Asep Suhendar meminta pemetaan kawasan rawan Pilkada 2020 segera tuntas. Terutama untuk tiga kabupaten yakni Sleman, Bantul dan Gunungkidul. Pemetaan ini guna menyiapkan rencana strategis manajemen penanganan konflik.
Langkah awal yang perlu dilakukan adalah identifikasi siapa bakal calon hingga calon bupati dan calon wakil bupati. Tahapan ini untuk mengetahui berapa besar bentuk dukungan setiap wilayah. Termasuk adanya potensi kericuhan dari setiap pendukung.
“Pemetaan rawan resiko untuk saat ini memang belum. Baru identifikasi terlebih dahulu, mana yang termasuk rawan. Memang belum ada pergerakan karena kontestasi politik juga belum dimulai, sehingga belum terlihat,” jelasnya, ditemui usai meninjau Mapolres Bantul, Rabu (12/2).
Jenderal polisi bintang dua ini meminta agar tak ada yang menganggap remeh. Seluruh potensi kericuhan harus terpetakan secara total agar tak ada celah munculnya masalah. Potensi terbesarnya adalah gesekan horizontal antar simpatisan.
Proses identifikasi meliputi beberapa aspek. Diawali dengan tokoh yang bertarung dalam kontestasi politik. Selanjutnya memetakan para simpatisan dan pendukung. Dalam tahapan ini perlu kerjasama lintas instansi.
“Kalau sudah ada calon bupati dan calon wakil bupati abru terlihat tingkat kerawarannya. Kalau seperti sekarang kan belum tahu, siapa yang mencalonkan diri. Lalu siapa pasangannya,” ujarnya.
Persiapan pengamanan menjadi fokus utama. Berupa penanganan secara preemtif, preventif hingga represif. Seluruh strategi ini diusung untuk meminimalisir adanya konflik. Asep meminta agar seluruh personel benar-benar turun ke lapangan.
“Untuk saat ini fokus menyiapkan diri. Ada koordinasi bersama TNI, lalu penyelenggara pemilu dan pemerintah. Kami juga melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama,” katanya.
Sementara itu Kapolres Bantul AKBP Wachyu Tri Budi Sulistiyono menjamin jajarannya siap menyambut pesta demokrasi Kabupaten Bantul. Puncak dari Pilkada di wilayahnya masih 23 September. Walau begitu, dia tak ingin terlena. Terbukti dengan adanya persiapan manajemen penanganan konflik.
Terkait kekuatan, dia memastikan berjalan optimal. Setidaknya ada 1.500 personel yang siaga penuh. Jumlah ini masih ditambah personel dari kesatuan TNI. Adapula instansi lain yang berada dalam payung Pemkab Bantul.
“Total ada 1500 personel di Bantul, tapi nanti ada perkuatan. Kami minta seluruh personel terutama bhabinkamtibmas benar-benar mengenal wilayah dan potensi kericuhannya,” katanya. (dwi/tif)