RADAR JOGJA – Memiliki daerah yang didominasi tebing dan lereng, Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) berpotensi terjadi banjir bandang. Hal ini dikarenakan banyaknya potensi longsor yang menyebabkan tersumbatnya aliran sungai.

Pakar Manajemen Sungai Universitas Gadjah Mada (UGM) Agus Maryono menjelaskan wilayah Sleman di lereng Gunung Merapi yang dilewati sungai, memiliki potensi untuk terjadi banjir. Selain itu, tekuk lereng yang ada di wilayah pantai Selatan didominasi dengan tebing juga berpotensi. Terlebih jika adanya sumbatan yang tidak dibersihkan di area hulu sungai.

Meskipun tidak bisa dipastikan kapan terjadinya banjir bandang, kejadian tersebut bisa diantisipasi dengan melakukan susur sungai. Itu seharusnya dilakukan seluruh lapisan masyarakat melibatkan pemerintah.

Menurut Agus, gerakan susur sungai bukan sekadar menengok keadaan kondisi sekitar sungai. Melainkan melakukan kegiatan bersih sungai dari timbunan kayu, sampah dan longsor di tebing sungai. Sebab, sebagian besar penyebab banjir bandang dikarenakan adanya sumbatan di daerah hulu sungai. “Sekalian pembersihan sungai dari sumbatan seperti ranting dan pohon tumbang yang menumpuk. 90 persen karena sumbatan,” jels Agus, Jumat (14/2).

Tidak hanya sebagai bentuk antisipasi, susur sungai juga memberikan dampak positif lainnya. Seperti dengan ditemukannya potensi sungai yang ada di wilayah tertentu. Mulai dari ditemukannnya sumber mata air, aliran air yang deras untuk pembangkit listrik, sampai dengan lokasi baru di wilayah sungai untuk obyek wisata. “Sekarang banyak daerah yang punya sungai tapi tidak paham potensinya,” tambah Agus.

Dalam pelaksanaan susur sungai, juga harus dilakukan pemetaan sampai dipastikan sungai benar-benar bersih dari sumbatan. Menurut Agus, jika aliran sungai tidak menuju lokasi penduduk, banjir bandang tidaklah memiliki masalah. Hal ini karena cara sungai membersihkan alirannya dari sumbatan yang ada. Namun, jika tidak dibersihkan secara berkala, bisa menimbulkan kerusakan dan korban jiwa.

Agus mencontohkan, beberapa daerah yang berhasil melakukan gerakan susur sungai yang menjadikan area sepanjang sungai menjadi bersih sekaligus menjadi lokasi objek wisata dan rekreasi adalah sungai Batu Bulan di Ambon dan Kali Pusur di Klaten.

Sungai tersebut, menjadi bersih dan jadi lokasi objek wisata baru. Tidak hanya mencegah bencana, gerakan susur sungai juga turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (eno/din)