RADAR JOGJA – Berdasarkan hasil revalidasi, Gunung Sewu berhasil mempertahankan status geopark dunia dari Persatuan Bangsa Bangsa (PBB). Meski demikian UNESCO memberikan sejumlah rekomendasi.
Beradasarkan hasil sidang keempat, Global Geoparks Network Council, terdapat tujuh rekomendasi yang wajib ditindaklanjuti. Beberapa rekomendasi yakni, menambah visibilitas geopark berupa pemasangan rambu atau penunjuk arah ke geosite. Termasuk mengaktifkan website, media sosial, dan media promosi dengan dua bahasa Indonesia dan Inggris.
Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul Hary Sukmono mengatakan, pemberian catatan ini lebih banyak dibandingkan saat pra revalidasi. Selanjutnya revalidasi ini segera menindaklanjuti bersama tim geopark Gunung Sewu seperti promosi tingkat dunia dengan cara mengikuti seminar internasional.
“Tindak lanjut ini penting untuk revalidasi yang akan dilakukan setiap empattahun sekal,” kata Hary.
Sementara itu, Presiden Geopark Indonesia, Budi Martono mengatakan, green card merupakan langkah awal untuk mengembangkan Geopark Gunungsewu. Diakui dari 33 geosite belum semuanya dikembangkan.
”Kami mengajak teman-teman yang ada di Ngelanggeran dan Kali Suci untuk menularkan ilmunya ke geosite lainnya,” kata Budi Martono.
Terpisah, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan hidup (Walhi) Jogjakarta Halik Sandera mengatakan, praktek pengerusakan dan potensi pencemaran ke depan akan semakin meningkat dengan keberadaan investasi yang masuk ke kawasan karst.
Menurutnya, persoalan perizinan usaha industri di kawasan karst harus diperhatikan. Apalagi dengan aktivitas pengeprasan bukit di wilayah pesisir untuk membangun resort tanpa izin. ”Saat ini bangunan ilegal disewakan dan jual belikan secara terbuka,” kata Halik
Untuk Geopark Gunung Sewu, menurutnya pemerintah memiliki keberanian menolak dan mengingatkan pemda jika ada investasi yang berpotensi merusak dan mencemari lingkungan. Baik yang berada di kawasan karst maupun tidak. (gun/bah)