RADAR JOGJA – Inovasi dalam usaha kuliner terus dilakukan Gudeg Yu Djum. Gudeg legendaris khas Jogja ini berusaha mempertahankan eksistensi tanpa mengurangi kualitas dan cita rasanya. Mulai dari memproduksi gudeg kaleng Gudeg Bagong dengan metode pengemasan vacuum dan press, gudeg rice box ala jajanan anak muda, hingga ekspansi ke 12 kota besar di Jawa dan Bali. Namun ekspansi tersebut tidak dilakukan dengan membuka gerai baru, melainkan dengan memanfaatkan teknologi digital.
Manager Operasional Gudeg Yu Djum Citra Anindyto menjelaskan, penyesuaian era digital dilakukan melalui kerja sama dengan pihak lain, salah satunya platform logistik digital Paxel. Melalui Paxel, gudeg dari Jogja bisa langsung dinikmati konsumen di luar kota di hari yang sama karena dikirim sesuai hari pemesanan.
“Tantangannya, karena cara masaknya khusus, untuk menjaga kualitas masih agak sulit untuk buka di kota lain, meski lebih bagus kalau (gudeg) dinikmati masih fresh. Nah, dengan Paxel ini tidak harus dengan cabang baru tapi, peluang market di kota lain yang ditangkap,” jelasnya dalam acara Ngopi Bareng Paxel #NgobrolUKM di Roaster and Bear, Kamis (20/2).
Dalam satu hari, kini Gudeg Yu Djum mampu mengolah hingga 100 kg nangka. Citra menyebutkan, 60 persen penjualan gudeg Yu Djum merupakan oleh-oleh atau pembelian rombongan. Gudeg Bagong mampu terjual 5.000 – 8.000 kaleng per bulan. Sementara penjualan melalui Paxel mencapai 4.000 pengiriman perbulan.
“Ya kami menjaga standarisasi, karena penting sekali, cost nya juga pasti tinggi tapi feedback yang didapatkan untuk jangka panjang bagus,” tandasnya.
Sementara itu Head of Brand Communication Paxel Bonita Megaputri menjelaskan, dengan pengiriman same day dan ongkos kirim flat, perputaran uang untuk UKM lebih cepat daripada melalui e-commerce pada umumnya. Selain itu, ada juga beberapa partner yang bekerja sama lebih dari sekadar pengiriman.
“Kami menyadari banyak UKM terutama UKM makanan memiliki kendala masa konsumsi. Frozen food sendiri mungkin dia awet tp berapa jam tahan di luar ruangan? Paxel memfasilitasi proses pengiriman sameday,” tuturnya.
Melalui sistem pre-order, lanjut Bonita, pengguna Paxel di 12 kota Jawa & Bali dapat menikmati hampir 20 jenis makanan khas nusantara.
“Kalau buka cabang baru otomatis dapur baru, tambah man power, mempertahan kan kualitas, sedangkan dengan solusi digital mungkin hanya perlu tambahan admin untuk mengurus pengiriman. Misalnya pagi dikirim (dari Jogja), malamnya bisa dinikmati di Jakarta,” bebernya.
Disebutkan sampai dengan Desember 2019, pengguna aplikasi Paxel sudah melebihi 600.000 pengguna dengan jumlah paket sameday delivery yang berhasil dikirimkan sekitar 1,5 juta paket. Jangkauan saat ini meliputi area Jabodetabek, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang dan Denpasar.
“Prinsipnya, ingin membantu UKM-UKM ekspansi tanpa pusing,” tandasnya. (tif)