RADAR JOGJA – Jajaran Polda DIJ telah memeriksa enam pembina Pramuka SMPN 1 Turi. Adapula beberapa orang dari Kwartir. Terkait detail pelaksanaan kegiatan Pramuka dengan resiko tinggi.
Kabid Humas Polda DIJ Kombes Pol Yulianto memastikan pemeriksaan berlangsung intens. Khususnya kepada enam pembina pramuka. Pertimbangannya adalah detail kejadian dan prosedur kegiatan.

“Sudah ada enam orang diperiksa tapi hasilnya belum bisa disampaikan. Belum bisa menentukan siapa diantara mereka yang bertanggungjawab,” jelasnya, Sabtu (22/2).

Bupati Sleman Sri Purnomo menuturkan, pencarian tidak berhenti sejak Jumat malam. Radius pencarian semakin luas di sepanjang 27 kilometer. Merupakan panjang aliran sungai Sempor hingga wilayah Sungai Bedog.
Tak hanya itu, SP, sapaannya, juga mengumpulkan seluruh kepala TK, SD dan SMP. Kaitannya adalah pelaksanaan kegiatan luar ruang. Perlu ada pertimbangan khusus. Terutama untuk keamanan para siswa.

“Berikan arahan ekstrakurikuler terutama yang keluar dari sekolah agar dipending dulu. Akan dikaji kembali protap yang dalam kegiatan. Terutama kepramukaan,” ujarnya.

Kegiatan ekstrakurikuler, lanjutnya, tetap bisa dilaksanakan. Dengan syarat berlangsung di dalam lingkungan sekolah. Atas pertimbangan keamanan bagi para siswa.
Tak hanya kegiatan sekolah, jajarannya juga akan mengavulasi giat wisata. Khususnya yang memanfaatkan dan eksplorasi alam. Mulai dari outbond dan kegiatan program desa wisata.

“Akan tinjau kembali jangan sampai terjadi musibah berikutnya. Harus memenuhi syarat keamanan secara total,” katanya.

Pemkab Sleman melalui Dinas Pendidikan juga telah menyiapkan tim khusus. Perannya menangani trauma para siswa. Terutama para siswa yang terlibat langsung dalam giat susur sungai.

“Ada tim trauma healing yang siaga di sekolah. Jadi bisa setiap waktu mendampingi. Kami juga tengah menyusun manajemen resiko terkait giat siswa di luar sekolah. Kurang lebih seminggu ini jadi” kata Plt Kepala Dinas Pendidikan Arif Haryono. (dwi)