RADAR JOGJA – Keputusan pemerintah Kerajaan Arab Saudi (KAS) menghentikan sementara kedatangan jamaah umrah dari semua negara termasuk Indonesia untuk mencegah peredaran virus korona, disambut banyak pertanyaan biro perjalanan umrah di DIJ. Mereka berharap pemberhentian itu tidak lama, sehingga bisa segera memberangkatkan jamaah umrah.

Menyusul keputusan pemerintah KAS ini, biro perjalanan umrah dan agen travel umrah mengaku mengalami kerugian, mencapai miliaran rupiah. Salah satu travel umrah Jogja Zhafirah melalui Operasional Manager Bayu Purnomo Wicaksono membenarkan ada 22 negara muslim yang dihentikan sementara masuknya jamaah umrah.

Belum mendapatkan rilis resmi dari pemerintah pusat hingga kemarin siang (27/2), Bayu mengaku telah mendapatkan informasi dari Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrooh (PHU) Kemenag RI melalui saluran televisi. Dikatakan, kemarin memang ada penundaan dari pihak penerbangan jamaah umrah via Singapura.

“Namun ini terjadi dari rekanan travel kami yang mana akan memberangkatkan 45 jamaah terpaksa ditunda. Padahal sudah berada di bandara,” jelas Bayu saat dihubungi kemarin (27/2).

Untuk pemberangkatan jamaah umrah dari pihaknya, Bayu mengungkapkan paling dekat pada 9, 12 dan 22 Maret mendatang. Dengan setiap pemberangkatan akan diikuti 45 jamaah dengan 80 persen berasal dari DIJ.
Namun jika sampai tanggal yang ditentukan masih ada pemberhentian sementara, ia memastikan setiap pemberangkatan akan mengalami kerugian sekitar Rp 500 juta. “Ini baru sekali keberangkatan dan hanya penerbangan. Belum lagi soal hotel,” tambahnya.

Dari pihak penerbangan juga telah memberikan pengumuman terkait pemberhentian sementara, dan nantinya akan dilakukan pengembalian uang ataupun jadwal ulang keberangkatan. Bayu berharap pemberhentian sementara tidak akan terjadi dalam kurun waktu lama. Hal ini karena pihak KAS yang masih mempersiapkan tempat karantina.

Sedangkan untuk jamaah yang sudah ada di Saudi Arabia, Bayu memastikan dalam kondisi aman. Senin (2/3) nanti rencana akan tiba di Indonesia.
Kasie Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Sleman Sugito mengaku belum mendapat surat resmi dari pusat terkait adanya pemberhentian sementara kedatangan jamaah umrah di Arab Saudi. Namun pemberitahuan terkait hal itu sudah didapatkan melalui pesan grup WhatsApp.

Terkait umrah, pihaknya hanya memberikan surat rekomendasi paspor bagi calon jamaah. Setelah itu segala urusan akan diurus oleh Kanwil Kemenag DIJ dan pihak travel. “Terkait pemberhentian, memang sudah ada beberapa warga yang menanyakan kepada kami. Namun untuk pelaporan belum ada,” ungkap Sugito.

Menunggu, Belum Tentukan Kebijakan

Sementara itu, Admin Biro Umrah Jogja Alfa Tours Angelina Dwi Sari mengaku baru mendapat kabar penghentian sementara kedatangan jamaah umrah di Arab Saudi tadi malam. Dia mendapat informasi itu melalui WhatsApp group (WAG) official kantornya. “Semua kaget, ya udah kami ngikutin,” katanya saat dihubungi Radar Jogja kemarn (27/2).

Angel menyebut, informasi melalui WAG disampaikan oleh muthawif. Sebutan bagi pemandu atau pembimbing jamaah haji dan umrah, bekerjasama dengan bironya di Arab Saudi.

Biro tempat Angel bekerja belum menentukan langkah yang akan mereka ambil. Tapi mereka sudah mengagendakan rapat. “Untuk paket (perjalanan) ke depan kami masih menunggu kebijakan,” katanya.

Saat ini masih ada jamaah yang melakukan ibadah. Mereka berangkat hari Minggu (23/2) lalu. “Alhamdullillah sekarang sudah di Makkah, nggak ada masalah,” ucapnya.

Tapi untuk pemberangkatan jemaah umrah terdekat, mereka masih bingung. Rencananya akan memberangkatkan 11 jamaah pada 1 Maret. Padahal, visa semuan jamaah telah diterima Rabu sore (26/2).

“Semoga nggak lama. Kasihan jamaah yang mau berangkat. Kami belum tahu pasti. Jadi menunggu saja bagaimana kelanjutannya,” kata Angle yang masih belum merinci jumlah kerugian.

Ia mengaku belum memberitahu para jamaah terkait berita ini. Setelah rapat akan diputuskan kebijakan dari kantor dan baru akan menghubungi para jamaah. “Untuk jamaah nanti langsung diinfokan dari pimpinan,” tambah Angel.

Bukan Kesalahan Biro, Bisa Menerima

Penghentian sementara kedatangan jamaah umrah dari semua negara oleh pemerintah Kerajaan Arab Saudi (KAS) bisa dimaklumi oleh calon jamaah umrah. Jamaah pun bisa menerima karena alasan untuk menekan peredaran virus korona di wilayah Arab.

Primadona Habibah, salah seorang calon jamaah umrah di Jogja mengaku, bisa menerima hal ini karena bukan kesalahan dari pihak biro perjalanan atau agen umrah. Melainkan adanya keputusan dari pemerintah Arab Saudi dan berlaku untuk semua negara.

“Saya sendiri bisa menerima informasi yang merupakan kebijakan dari pemerintahan Arab Saudi. Kalau ketentuannya seperti itu, ya kami terima saja dan ambil hikmahnya,” ujar perempuan 37 tahun yang berprofesi sebagai dokter ini kemarin (27/2).

Oleh karena itu, warga yang tinggal Banguntapan, Bantul, ini akan menunggu informasi lebih lanjut, terutama dari biro umrah yang diikuti, perihal adanya penundaan keberangkatan umrah. Yang jelas, Sabtu besok (29/2) masih ada jadwal manasik yang diikuti.

Sementara itu, General Manager Biro Umrah Zhafirah Mitra Madina Bayu Purnomo Wicaksono mengatakan, pihaknya segera memberi tahu kepada para calon jamaah umrah, menyikapi adanya pengumuman dari Arab Saudi itu. “Insya Allah jamaah bisa menerima kabar ini, karena bukan kesalahan biro umrah,” katanya.

Bayu mengakui, secara tidak langsung adanya penundaan keberangkatan ini mempengaruhi psikologis para jamaah. Mengingat bermacam latar belakang, mulai pedagang, orang mampu, hingga orang yang berangkat karena hasil dari menabung dan lain sebagainya.

“Kemudian sementara gagal berangkat, pasti terpukul mereka. Ini kita sebut sebagai musibah di luar kemampuan kita,” ujarnya. Apalagi, ada yang dari daerah sudah menyelenggaraan pamitan dan pengajian, sehingga ada beban psikologis tersendiri.

Namun, pihaknya hanya sebagai kepanjangan tangan untuk melayani, sementara ada kebijakan itu maka dituntut menyampaikan kabar dengan narasi yang baik. Ini agar bisa diterima dengan lapang dada. “Kalau bicara kerugian, ya semua pasti akan rugi,” tambahnya.

Dia menyebut mengalami kerugian Rp 1,5 miliar hanya dari tiket pesawat saja untuk estimasi tiga grup perjalanan dari tanggal 9, 12, dan 22 Maret. Dengan 45 jamaah umrah setiap perjalanan. Jika dengan hotel mencapai kerugian hampir Rp 3 miliar. “Tapi kalau hotel baru masuk DP untuk pembayaran. Untuk visa saja yang belum kami bayar,” jelas Bayu. (eno/cr2/wia/laz)