RADAR JOGJA – Penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Bantul belum sebanding dengan jumlah pencari kerja. Dari 10 ribu pencari kartu kuning, baru sepertiganya atau 3 ribu saja yang terserap di dunia kerja.

Oleh sebab itu, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul mendorong agar penyerapan tenaga kerja dengan mitra kerja meningkat, sebanding dengan pencari kerja. Sehingga, dapat mengurangi angka penangguran sekitar 1,5 persen dari total penduduk Bantul yang mencapai satu juta jiwa.

Sekretaris Disnakertrans Bantul Istirul Widilastuti mengatakan, pihaknya terus mendorong sinergitas mitra kerja antara bursa kerja khusus (BKK) di Sekolah SMK Negeri dan Swasta, Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) dengan Disnakertrans. Untuk mendorong sinergitas tersebut, Disnakertrans Bantul melakukan studi komparasi penyerapan tenaga kerja.

“Kami selalu lakukan studi komparasi agar BKK terus berkembang, termotivasi sehingga membuat inovasi baru,” ungkap Istirul disela kegiatan kunjungan ke Kantor Disnakertrans Bantul, Kamis (27/2). Dikatakan, Studi Komparasi ini sudah mulai dilakukan 2019 lalu di Pasuruan, Jawa Timur. Pada 2020 ini, kunjungan dilakukan ke Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Dengan kunjungan tersebut, diharapkan mampu memberikan motivasi sekaligus menjadi acuan dalam pengembangan program penyerapan tenaga kerja di Bantul. Khususnya lulusan SMK baik negeri maupun swasta.

Adanya sinergitas tersebut, diharapkan dapat menjangkau data ketenagakerjaan Bantul. Selain itu untuk meningkatkan mitra kerja industri lokal. Apalagi di Bantul memiliki sekitar 570-an perusahaan industri.  “Kami sinergikan agar pencari kerja mendapatkan pekerjaan yang linear dengan bidangnya,” ungkapnya.

Fungsional Pengantar Kerja Disnakertrans Bantul Mujiadi mengatakan, wilayah penyerapan tenaga kerja di Bumi Prajatamansari sebesar 60 persen dari wilayah lokal Bantul dan DIJ. Sedangkan 40 persennya, serapan kerja antar daerah dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI). “Serapan tertinggi antar daerah berada di Kota Batam. Sedangkan TKI terbanyak di Malaysia,” ungkapnya.

Ketua Forum BKK Bantul Raharjo mengatakan, Bantul memiliki 42 Sekolah SMK negeri maupun swasta. Namun, yang aktif di dalam forum BKK ada 32 sekolah. Menurutnya, adanya upaya dan dorongan Disnakertrans dalam sinergitas tersebut berdampak baik untuk menyiapkan tenaga kerja SDM yang baik, berkompeten dan siap kerja. Sekaligus menciptakan relasi kerja dengan mitra industri. Menyalurkan tenaga kerja fresh graduate.  “Kalau kendala,  justru dari siswa yang sulit berpisah dengan keluarga. Atau keluarga yang tak mengizinkan,” ucapnya.

Dengan adanya kunjungan studi komparasi tersebut menjadi pembelajaran maupun pengalaman baru. Bagaimana cara siswa dan keluarga  terus termotivasi untuk mau bekerja sesuai bidangnya meski wilayah kerja di luar daerah ataupun luar negeri. (mel/bah)