RADAR JOGJA – Penghentian umrah sebagai bentuk mencegah penyebaran virus korona COVID-19 oleh pemerintah Arab Saudi belum ditentukan kapan berakhir. Namun, sejumlah travel umrah memutuskan untuk tidak membatalkan jadwal pemberangkatan jamaah umrah. Mereka mulai menjadwalkan ulang penerbangan.
Operasional Manager Travel Umrah Zhafirah Bayu Purnomo Wicaksono menjelaskan, belum ada calon jamaah yang meminta pengembalian uang. Hanya saja, calon jamaah meminta kejelasan terkait informasi menghentian umrah oleh pemerintah Arab Saudi dan jadwal keberangkatan.
Bayu menuturkan, pihaknya telah mendapatkan pemberitahuan dari pihak maskapai untuk melakukan penjadwalan ulang. Terlebih untuk calon jamaah yang memiliki jadwal pemberangkatan sampai 15 Maret.
“Dari maskapai penerbangan ada yang meminta sampai tanggal 13 atau 15 melakukan penjadwalan ulang,” jelas Bayu, Jumat (28/2).
Mengacu pemberitahuan tersebut, Bayu memprediksi penutupan akan dilakukan sampai 14 hari ke depan. Hal ini tentu disesuaikan dengan pemerintah Arab Saudi yang sedang mempersiapkan posko karantina terkait untuk mencegah penyebaran virus korona.
Menurut Bayu, pemerintah Arab Saudi tidak akan berani menghentikan jamaah umrah dalam waktu lama. Jika hal itu terjadi, dipastikan Arab Saudi berpotensi kehilangan devisa yang terlalu besar.
Bayu menambahkan, jika setelah dijadwalkan ulang dan ternyata jamaah unrah tetap tidak bisa berangkat maka pihak travel akan mengganti. Terlebih, travel dan calon jamaah yang sudah memiliki asuransi dipastikan tidak akan mengalami kerugian yang cukup besar.
“Namun sampai saat ini belum ada. Jika ada pembatalan, asuransinya, kalau tidak salah sampai Rp 20 juta. Saya pikir itu masih bisa diaktifkan,” kata Bayu.
Untuk penerbangan hari ini, tambah Bayu, dipastikan seratus persen tidak ada pemberangkatan menuju Jeddah maupun Madinah. Sedangkan untuk Kamis (27/2), ada beberpa calon jamaah yang dipulangkan ke Indonesia saat sedang transit di Malaysia. Sedangkan jamaah yangt melalui Singapura terpaksa dibatalkan setelah adanya pemberitahuan penghentian umrah.
“Setelah lebih dari pukul 12.00, sudah dibatalkan semua,” beber Bayu.
Sebelumnya, melalui pernyataan tertulis, Forum Komunikasi Umroh dan Haji Yogyakarta (Forpuhy) menegaskan, penangguhan visa dan penundaan keberangkatan jamaah umrah dari Indonesia oleh otoritas Arab Saudi bersifat sementara. Mereka meminta calon jamaah umrah tidak me-refund perjalanan.
Ketua Forpuhy H.R. Tanto menjelaskan, dengan adanya penangguhan sementara ini maka calon jamaah umrah cukup melakukan penjadwalan ulang waktu keberangkatan. Jadwal baru menyesuaikan jadwal yang tersedia pada biro perjalanan umrah masing-masing.
Sekretaris Jenderal Forpuhy Hudianto menambahkan, penghentikan sementra umrah merujuk maklumat yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi pada Kamis (27/2) sekitar pukul 02.40. Kebijakan tersebut dalam rangka mendukung upaya menghentikan penyebaran, pengendalian, dan pemusnahan virus korona.
Forpuhy prihatin dengan tragedi penyebaran virus corona yang menjadi persoalan global. ”Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menegaskan bahwa langkah-langkah tersebut di atas adalah sementara. Penerapannya akan selalu dievaluasi oleh lembaga-lembaga kompeten yang terkait,” jelasnya.
Dia menegaskan, Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel sedang melakukan pendekatan ke pemerintah Arab Saudi. Langkah ini agar jamaah umrah dari Indonesia yang sudah mengantongi visa umrah diizinkan masuk ke wilayah Arab Saudi. “Dengan pertimbangan Indonesia tidak termasuk dalam negara yang terkonfirmasi terkena wabah virus korona,” ujar Agus. (eno/amd)