RADAR JOGJA – Dua difabel kakak beradik, Anastasya Sriwinarni, 40 dan Agnes Witri Nuryani, 35 akhirnya mendapat perhatian dari Pemkab Bantul. Semenjak kedua orangtuanya meninggal, mereka hidup dalam keterbatasan. Anastasya mengalami kelumpuhan dan sulit berbicara. Sementara Witri kesulitan berjalan dan lemah mental. Untuk memenuhi kebutuhan berasal dari kepedulian warga sekitar.

Witri mengatakan, gejala demam menyebabkan dia dan sang kakak mengalami cacat. Saat itu dia masih menempuh pendidikan kelas tiga di SMK. Tiba-tiba demam dan esoknya kedua kakinya sakit dan sulit untuk berjalan. Demikian pula dialami sang kakak. Anastasya, mengalami kelumpuhan hingga tak dapat berjalan. “Semuanya harus dibantu. Tapi kalau makan bisa sendiri,” ungkap Witri kepada Radar Jogja,  (3/3).

Tetangga Witri yang juga Ketua Lingkungan Umat Katolik Fransiska Santi Lestari, 44, warga Padukuhan Jogonalan Lor, RT 03 Tirtonirmolo mengatakan, sejak kedua orangtuanya meninggal kakak beradik itu sempat dirawat di Panti Balai Rehabilitasi Pundong. Keduanya dirawat selama sebelas hari. Awal Februari, keduanya dikembalikan lantaran tidak ada perubahan.

“Karena agamanya Katolik, maka kelompok kami sepakat membantu. Ada yang memberikan makan, membantu mandi dan menyiapkan kebutuhan,” ungkap Santi saat mengunjungi rumah Witri,  (3/3).

Tetangga lainnya, Estirahayu, 40, mengatakan, ibu Witri meninggal karena sakit. Selang berapa jam ibunya meninggal, kemudian disusul bapaknya. “Warga banyak yang kasihan,” tutur Esti.

Esti adalah warga yang menyewa sebidang ruangan di rumah Witri. Lantaran tak tega melihat kondisi kakak beradik, dia turut membantu Witri. Kadang-kadang membantu membersihkan rumah dan menyiapkan kebutuhan mereka.

“Saya tanya ingin apa? Kalau ingin sesuatu saya belikan dengan ongkos kontrak ruangan,” ucap dia.

Anastasiya dan Witri selama ini telah mendapatkan bantuan boga sehat dan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) oleh Pemkab Bantul. Kedatangan Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih membuat Witri menyunggingkan senyum. Dia menerima bantuan pemerintah juga akses kesehatan gratis. “Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) juga akan diberikan. Tapi masih dalam proses,” ucap Halim.

Disinggung terkait tenaga pramurukti, Halim mengatakan, Kabupaten Bantul belum membentuk tenaga ini. “Ini aspirasi yang coba kami rumuskan ke depan. Bagaimana kami mengadakan pramurukti,” tuturnya.

Halim menilai Witri merupakan seorang pembelajar yang baik. Halim berjanji akan membelikan televisi yang bisa dimanfaatkan untuk belajar maupun hiburan. “Sesuai dengan keinginan Witri,” ucapnya. (mel/bah)