RADAR JOGJA – Melonjaknya permintaan rempah jamu berimbas pada harga jual. Beberapa komoditi ini mengalami peningkatan harga. Setidaknya kenaikan ini mulai terjadi dalam dua hari belakangan. Penjual rempah jamu kios Bu Eko, Rika Astuti, mengakui adanya kenaikan harga. Mayoritas adalah jenis rimpang jamu. Meliputi jahe merah, jahe emprit, jahe gajah dan temulawak. Seluruhnya memiliki fungsi menjaga sistem imunitas tubuh.

“Iya beberapa harga sudah naik, karena dari supliernya memang naik. Tapi angka permintaan juga tinggi sekali. Hari ini saja peningkatan sudah tiga sampai empat kalilipat dibanding hari biasa,” jelasnya ditemui di los Pasar Beringharjo, Rabu (4/3).

Para pembeli, lanjutnya, tak ragu untuk bertanya terlebih dahulu. Awalnya mencari rimpang yang berfungsi menjaga imunitas tubuh. Lambat laun mulai menyebutkan sebagai antisiapasi corona virus disease 2019 (Covid-19).
Rika merasakan berkah dari peningkatan komoditas rempah jamu. Salah satu gambaran adalah lonjakan permintaan jahe. Untuk hari normal dia biasa menjual dua kuintal jahe. Jumlah ini meningkat jadi empat kuintal dalam dua hari belakangan.

Untuk peningkatan tak terlalu signifikan. Komoditas jahe gajah meningkat dari Rp 50 ribu jadi Rp 60 ribu perkilogram. Jahe merah dari Rp 60 ribu jadi RP 65 ribu per kilogram. Temulawak yang awalnya Rp 5 ribu per kilogram jadi Rp 15 ribu per kilogram.

“Kalau stok dari Kulonprogo, Wonosari dan Muntilan. Dua hari stok langsung habis, biasanya masih ada yang disimpan,” ujarnya.

Lonjakan permintaan ternyata tidak seluruhnya disikapi dengan kenaikan harga. Salah satunya adalah pedagang komoditi rempah jamu Sri Yantiyah. Pedagang los sisi utara ini justru memilih bertahan dengan harga lama.
Komoditi jahe emprit dijual dengan harga Rp 38 ribu per kilogram. Komoditi jahe merah dijual seharga Rp 50 ribu per kilogram. Untuk jahe gajah dijual seharga Rp 33 ribu perkilogram. Temulawak dan serai tetap diharga Rp 7 ribu per kilorgam. Rimpang kunir dijual Rp 10 ribu per kilogramnya.

“Kalau stok saya punya sendiri. Kebetulan untuk semua stok masih aman. Tapi untuk yang jahe gajah lagi mandek karena dikirim dari Taiwan. Karena ada corona jadi import katanya dibatasi,” katanya.

Perempuan berusia 55 tahun ini juga mengakui ada konsumen baru. Mayoritas adalah pembeli eceran dalam jumlah kecil atau rumah tangga. Sementara untuk pelanggan tetap adalah konsumen dari hotel maupun pemilik restoran.

“Tidak harus partai besar satu kilogram, eceran juga boleh. Biasanya saya sarankan sesuai kebutuhan saja. Kalau untuk corona saya kasih paketan sesuai nominal yang dibawa,” ujarnya. (dwi/tif)