RADAR JOGJA – Kepanikan akibat Corona Virus 2019 (Covid-19) tak hanya terwujud dalam panic buying. Adapula aksi peningkatan surat bebas corona virus di RSUP Sardjito. Mayoritas pemohon justru tidak ada sejarah berpergian keluar negeri dalam kurun waktu 14 hari ke belakang.
Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUP Sardjito dokter Windarwati membenarkan adanya peningkatan permintaan surat bebas corona. Hasil sementara, seluruh pemohon dipastikan tidak terpapar Covid-19. Baik pemohon dengan sejarah perjalanan luar negeri maupun tidak.
“Mayoritas memang tidak punya sejarah perjalanan ke luar negeri dalam kurun waktu 14 hari ke belakang. Datangnya bergelombang setiap harinya,” jelasnya, Selasa (3/3).
Peningkatan permintaan surat permintaan terjadi pasca pengumuman pasien positif Covid-19. Baik oleh Presiden Joko Widodo maupun oleh Kementerian Kesehatan. Alhasil kepanikan melanda di kalangan masyarakat.
Dari seluruh pemohon hanya satu yang memiliki sejarah perjalanan luar negeri. Merupakan siswa tingkat sekolah dasar. Permohonan dilakukan untuk legitimasi bebas Covid-19. Penyebabnya, siswa tersebut sempat tidak diizinkan masuk sekolah akibat isu terpapar Covid-19.
“Ditakutkan membawa virus karena sepulang dari Jepang. Sudah kami terbitkan surat bebas corona karena memang tidak ada gejala. Sejak pak Jokowi dan Menkes menyatakan positif memang mulai muncul ketakutan yang berlebihan,” ujarnya.
Pernyataan ini dikuatkan oleh Dokter Spesialis Paru Konsultan RSUP Sardjito Ika Trisnawati. Data menyebutkan ada sekitar 15 hingga 20 pemohon surat bebas Covid-19. Uniknya para pemohon justru dalam kondisi sehat.
Walau begitu Ika tak mempermasalahkan permohonan surat tersebut. Hanya saja dia berpesan agar tidak terlalu paranoid. Antisipasi yang dibarengi rasa ketakutan justru berdampak negatif. Tak hanya bagi diri sendiri tapi juga kalangan publik.
“Ada paranoid sendiri, saya takut kena corona. Latar belakang itu justru lebih banyak. Hari ini yang sudah ke poli paru ada sekitar 15 sampai 20 orang,” katanya.
Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUP Sardjito Andaru Dahesih Dewi meminta masyarakat fokus pada pencegahan. Paling utama adalah menjaga pola hidup sehat dan bersih. Diawali dengan cuci tangan dan etika saat bersin dan batuk.
Untuk cuci tangan bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama menggunakan air dan sabun. Langkah kedua memanfaatkan cairan antiseptik. Basisnya adalah alkohol 70 persen. Cairan ini dipercaya dapat membunuh bakteri dan virus yang menempel di tangan.
“Keseluruhan ada 20 detik untuk membasuh tangan. Mulai dari telapak sisi luar dan dalam, lalu jari dan sela jari hingga kuku. Harus tuntas jangan cuma asal saja. Cara ini setidaknya mampu menjaga tangan steril dari bakteri dan virus, apapun itu jenis penyakitnya,” ujarnya. (dwi/tif)