RADAR JOGJA – Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito kini sedang merawat satu pasien rujukan dari RSUD Kota Jogja yang sebelumnya dikabarkan suspect virus korona. Pasien itu merupakan orang lanjut usia berumur 74 tahun yang baru pulang dari Arab Saudi untuk menjalankan ibadah umrah.

Dokter spesialis paru konsultan RSUP Sardjito Ika Trisnawati membenarkan, pihak rumah sakit memang sedang merawat satu pasien yang diduga terpapar virus korona. Pasien tiba di tanah air 1 Maret lalu dan mengeluhkan sakit batuk dan sesak napas. Menindaklanjuti laporan itu, pihak rumah sakit saat ini sudah melakukan penanganan.

“Pelayanan pasien ini dilakukan sendiri dan tidak dicampur dengan pasien lain. Terkait penangananya, kami lakukan dengan standar penyakit paru pada umumnya,” ujar Ika kepada wartawan di RSUP Dr Sardjito, kemarin (3/3).

Apakah pasien ini terinfeksi virus korona, Ika menyatakan pihaknya saat ini tengah melakukan penelitian dan sudah mengambil sampel untuk dikirimkan kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Untuk hasilnya baru bisa diketahui tiga sampai empat hari mendatang.

Terkait dengan penyakit demam dan sesak napas usai pulang dari ibadah umrah, Ika menyatakan hal itu memang lumrah terjadi. Terlebih lagi pasien ini sudah berusia lanjut dan dirasa memiliki tingkat kekebalan tubuh yang rendah.

“Terkait dengan infeksi korona itu kemungkinan paling akhir bisa terjangkit Bronkitis atau Pneumonia. Atau hanya terinfeksi bakteri biasa. Sebagaimana diketahu, pasien juga lansia dan rentan terhadap penyakit,” katanya.

Ika menyatakan, pasien tersebut kini masuk dalam status diawasi. Karena menderita gejala terkena virus yang menyerang pernapasan usai berpergian ke negara lain. Meskipun demikian, dia mengaku kondisi pasien masuk dalam kategori stabil. Dia pun meminta masyarakat tidak perlu khawatir, karena pasien sudah ditangani pihak rumah sakit.

Pelaksana Harian Direktur Utama RSUP Sardjito Rukmono Siswihanto menambahkan, upaya pencegahan virus korona bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan. Salah satunya dengan mencuci tangan secara baik dan benar menggunakan sabun atau cairan pembersih.

Ia pun meminta masyarakat tidak perlu panik, karena kasus korona belum satupun ditemukan di Jogjakarta. Masyarakat juga diharap tidak perlu berlebihan menghadapi penyebaran virus ini.

Tindakan masyarakat saat ini yang sudah memborong masker atau hand sanitizer, juga dirasa tidak perlu dilakukan. Menurutnya, masker hanya diperuntukkan bagi orang yang terinfeksi penyakit. Untuk yang masih sehat, tidak terlalu dibutuhkan. “Untuk hand sanitizer juga tidak wajib. Mencuci tangan dengan sabun saja sudah cukup. Cairan pembersih dibutuhkan apabila tidak ada air saja,” katanya.

Rukmono menyampaikan bahwa rumah sakit juga telah siap untuk menangani kemungkinan apabila ada pasien yang terinfeksi virus korona. Penanganannya pun sudah mengacu pada standar internasional atau World Health Organization (WHO). (inu/laz)