RADAR JOGJA – RSUP Sardjito kembali merawat pasien dengan gejala corona virus disease 2019 (Covid-19). Pasien berkewarganegaraan Jepang tersebut masuk Selasa (3/3). Indikasi awal berupa demam disertai dengan infeksi paru-paru ringan.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Paru RSUP Sardjito Ika Trisnawati menjelaskan, kondisi pasien telah stabil. Indikasi demam tubuh juga berangsur normal.

“Saat ini sudah dirawat di ruang isolasi. Awalnya memang ada demam tapi begitu observasi sudah mulai turun. Ada infeksi paru-paru ringan. Sampel sudah kami kirim ke Litbangkes untuk lakukan uji laboratorium. Semoga saja negatif,” jelasnya ditemui di Gedhong Pracimasono Kantor Komplek Kepatihan, Kamis (5/3).

Tercatat saat ini ada dua pasien yang dirawat di RSUP Sardjito. Sebelumnya ada pasien perempuan paro baya yang dirujuk ke RSUP Sardjito dari RSUD Wirosaban Kota Jogja. Penanganan langsung di ruang isolasi.
Pasien tersebut merupakan jamaah umrah. Tindakan awal isolasi mengacu pada jejak rekam perjalanan. Setidaknya empatbelas hari masa inkubasi Covid-19. Hasil pemeriksaan pasien lanjut usia itu mengalami batuk, pilek, demam, dan sesak nafas.

Penanganan tetap berpatokan pada standar WHO. Seluruh pasien tetap melalui pemeriksaan secara mendetil. Mulai dari suhu tubuh hingga kondisi paru-paru. Apabila muncul gejala maka fokus pada antisipasi gagal nafas.

“Ada acuannya, karena Covid-19 ini kan infeksi paru, jadi kewaspadaan memang di organ ini. Tetapi kalau paru-parunya bersih bisa dipantau di rumah, tidak harus dirawat,” ujarnya.

Ika meminta masyarakat tak bermain argumen. Dia tak menampik munculnya keresahan akibat dari kepanikan. Alhasil tidak sedikit informasi menyesatkan yang tersebar. Baik tentang penyakitnya maupun terduga penderita Covid-19.

Mekanisme komunikasi tetap berlaku ketat. Walau begitu, Ika menjamin tetap ada keterbukaan publik. Hanya saja ada pembatasan tentang identitas pasien. Termasuk ragam kegiatan selama di Indonesia. Jajarannya hanya terfokus pada penyembuhan pasien.

“Untuk hasil uji laboratorium masih menunggu Litbangkes. Ini untuk dua pasien yang saat ini kami tangani. Kalau yang WNA Jepang ada koordinasi dengan Kedutaan Jepang. Kaitannya membantu pemulangan pasien setelah dinyatakan negatif Covid-19,” katanya. (dwi/tif)