RADAR JOGJA – Pasca ditemukannya pasien positif Corona di Indonesia, Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota jogja melakukan pemantauan di sejumlah Puskesmas di Kota jogja, Kamis (5/3). Salah satunya di Puskesmas Tegalrejo yang antrean pasiennya cukup panjang.

Kendati demikian Kepala Puskesmas Tegalrejo Abdul Latief menyebutkan tidak ada kenaikan pengunjung atau pasien yang signifikan. Rata-rata pengunjung setiap hari yakni 200 hingga 250 orang. Mengenai ketersediaan masker, dia mengaku cukup dan tidak ada masalah. Namun pihaknya membatasi penggunaan masker, hanya bagi pasien yang sakit batuk atau TBC saja. Karena sebelumnya pengunjung yang tidak sakit ikut mengambil masker dengan jumlah yang cukup banyak.

“Penggunaan masker di Puskesmas Tegalrejo sebanyak 100 hingga 200 masker per hari, namun setelah adanya dua WNI yang positif virus corona penggunaan masker menjadi 300 masker per hari,” jelas Abdul.

Puskesmas Tegalrejo juga memberikan edukasi kepada masyarakat melalui sosialisasi kepada siswa SD dan SMP, misalnya cara mencuci tangan yang baik dan benar. Latief mengimbau agar masyarakat Kota jogja tidak panik dalam menyikapi virus Corona.

Kondisi serupa juga ditemui di Puskesmas Jetis Kota Jogja. Kepala Puskesmas Jetis, Ani Mufidah Sari mengaku tidak ada pengunjung yang dratis naik.

“Rata-rata pengunjung di Puskesmas Jetis Kota jogja 200 sampai 250 orang per hari,” ujarnya.

Mengenai stok masker dinilai cukup termasuk untuk tenaga medis 40 orang. Penggunaan masker di Puskesmas Jetis Kota Jogja minimal satu boks per hari. Namun dia pun mengaku juga kesulitan dalam pembelian masker.

Sementara itu anggota forpi mengatakan Forpi Kota Jogja Baharuddin Kamba berharap Dinas Kesehatan sigap dalam mengatasi kepanikan warga. Dengan melakukan sosialisasi secara masif kepada masyarakat. “Pariwisata di Kota Jogja pasti berimbas. Maka, kewaspadaan dan kesiapsiagaan secara cepat dan tepat menjadi sebuah keharusan,” tandasnya. (sky/tif)